Beranda / Pemerintahan / Pejabat Pemerintah Aceh, Akademisi: Mualem Perlu Mempertimbangkan Zonasi Daerah Kemenangan

Pejabat Pemerintah Aceh, Akademisi: Mualem Perlu Mempertimbangkan Zonasi Daerah Kemenangan

Sabtu, 08 Februari 2025 10:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Ratnalia

Firdaus Mirza Nusuary, M.A., Dosen FISIP Universitas Syiah Kuala. Foto: Doc Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Gubernur Aceh terpilih Muzakir Manaf diminta untuk mempertimbangkan pendekatan zonasi kemenangan dalam memilih pejabat strategis di Pemerintah Aceh.

Hal itu dinilai penting untuk menghormati kerja keras daerah-daerah yang telah berjuang memenangkan pasangan Muzakir Manaf - Fadhlullah dalam Pilkada 2024 lalu serta untuk menjaga harmoni politik dan pemerintahan di Aceh.

“Pemilihan berdasar zonasi kemenangan itu untuk menghormati rakyat yang sudah memberi dukungan suara. Pasti daerah akan punya kebanggaan bila putra daerah mereka diberi kepercayaan dan kesempatan untuk menduduki jabatan strategis di Pemerintah Aceh,” ujar Firdaus Mirza Nusuary, M.A., Dosen FISIP Universitas Syiah Kuala, Sabtu (8/2/2025).

Menurutnya, pendekatan ini tidak hanya berorientasi pada aspek politik semata, tetapi juga dapat menjadi stimulus bagi pembangunan daerah. Dengan adanya keterwakilan pejabat dari daerah yang telah berkontribusi besar dalam kemenangan, diharapkan kebijakan-kebijakan yang dibuat lebih berpihak pada pemerataan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di seluruh Aceh.

Posisi strategis yang dimaksud Firdaus mencakup jabatan Sekretaris Daerah (Sekda), Kepala Dinas, Kepala Badan, serta posisi penting lainnya di Pemerintah Aceh yang berperan besar dalam penyusunan dan implementasi kebijakan daerah.

“Tentu saja, pendekatan zonasi daerah itu harus didukung dengan terpenuhinya persyaratan yang ditetapkan oleh regulasi, termasuk mengikuti seleksi terbuka dan kesediaan menandatangani Pakta Integritas,” tambah Ados, sapaan akrabnya.

Ia mencontohkan, posisi Sekda Aceh dapat diberikan kepada putra-putri dari zonasi Utara-Timur Aceh, karena wilayah ini merupakan basis suara terbesar bagi Mualem - Dek Fadh, meskipun ada daerah seperti Langsa yang hasilnya berbeda.

“Namun, tidak tertutup kemungkinan pula jika posisi Sekda Aceh diberikan kepada putra-putri dari zonasi Barat-Selatan, karena seluruh kabupaten-kota di sana memenangkan Mualem - Dek Fadh. Hal ini tentu harus dikaji secara mendalam agar keputusan yang diambil benar-benar merepresentasikan kepentingan seluruh masyarakat Aceh,” tambah Firdaus.

Selain itu, Firdaus juga mengingatkan bahwa pendekatan zonasi kemenangan dalam penyusunan kabinet pemerintah harus tetap mempertimbangkan aspek kompetensi, profesionalisme, serta integritas. Jangan sampai strategi ini justru melahirkan birokrasi yang lebih berpihak pada kepentingan politik semata dan mengabaikan prinsip good governance.

“Selain itu perlu juga yang dipilih memiliki kapabilitas dalam posisi tersebut, sehingga nantinya mampu bersinergi dengan Mualem dan Dek Dadh sebagai gubernur & wagub dalam membangun Aceh jadi lebih baik (adil dan sejahtera),” jelasnya lagi.

“Dengan mempertimbangkan pendekatan zonasi yang tetap berpijak pada asas kompetensi dan transparansi, pemerintahan Muzakir Manaf diharapkan mampu menciptakan tata kelola yang inklusif, berkeadilan, serta memberikan dampak positif bagi pembangunan Aceh secara menyeluruh,” pungkas Firdaus mengakhir komentarnya kepada Dialeksis. []

Sebagaimana diketahui, Muzakir-Fadhlullah unggul di 15 kabupaten/kota.

Di Barat-Selatan, Mualem - Dek Fadh menang di Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Singkil, Subulussalam, dan Simeulue.

Di Utara-Timur, Mualem - Dek Fadh menang di Lhokseumawe, Aceh Utara, Aceh Tamiang, dan Aceh Timur, kecuali Langsa.

Di Tengah-Tenggara, Mualem - Dek Fadh menang di Aceh Tengah, Gayo Lues, Aceh Tenggara, kecuali Bener Meriah.

Selebihnya, delapan daerah lainnya, yaitu Sabang, Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Bener Meriah, dan Langsa dimenangkan oleh pasangan Bustami Hamzah dan Fadhil Rahmi.[ra]

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI