DIALEKSIS.COM | Aceh - Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menggandeng perusahaan pengelola limbah tekstil Pable untuk menjalankan program daur ulang seragam bekas karyawan. Total ada 100 kilogram seragam yang berhasil didaur ulang menjadi produk baru bernilai guna.
“Program ini menjadi langkah awal dari internal perusahaan untuk membangun kebiasaan hijau yang bisa menyebar ke masyarakat luas. Limbah tekstil yang selama ini luput dari perhatian, ternyata dapat dikelola dengan pendekatan berkelanjutan yang berdampak positif bagi lingkungan,” kata Shelvy Arifin, Corporate Secretary ASDP dalam pernyataan resmi yan diterima pada Jumat (6/6/2025).
Proses daur ulang dilakukan secara menyeluruh, mulai dari penguraian serat kain (fiber processing), pemintalan benang, hingga ditenun kembali menjadi kain baru. Dari hasil tersebut, lahir produk-produk baru yang bisa digunakan kembali seperti tas kain (tote bag) dan notebook daur ulang.
Limbah tekstil selama ini belum banyak masuk radar perhatian publik, padahal jenis limbah ini bisa memicu pencemaran jika tidak dikelola dengan baik. Menurut data Badan PBB, industri tekstil menyumbang sekitar 10% emisi karbon global dan merupakan salah satu penghasil limbah air terbesar di dunia.
Dengan program ini, ASDP tidak hanya mengurangi volume limbah, tetapi juga ikut membangun ekosistem ekonomi sirkular di Indonesia.
Program daur ulang seragam bukan satu-satunya aksi hijau ASDP. Sebelumnya, perusahaan pelat merah ini sudah menjalankan berbagai inisiatif lingkungan seperti Penanaman 5.000 pohon mangrove di pesisir Tangerang dan Lombok Timur; Pengumpulan 1,9 ton sampah plastik lewat Reverse Vending Machine (RVM) di pelabuhan; Hingga kegiatan rutin seperti Ocean Clean Up Day dan rehabilitasi ekosistem pesisir.
Seluruh program tersebut berhasil menurunkan emisi karbon hingga lebih dari 10 ton CO₂ ekuivalen -- kontribusi signifikan dari sektor transportasi publik yang seringkali luput dari sorotan.
Melalui inovasi seperti Uniform Disposal Program, ASDP menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai dari hal-hal kecil di internal perusahaan. Limbah tekstil, yang selama ini dianggap tak berguna, justru bisa menjadi bagian dari solusi menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.
"Kami ingin membangun pola pikir baru tentang konsumsi dan produksi yang lebih bertanggung jawab. Semua dimulai dari kesadaran," tutup Shelvy. [in]