Beranda / Pemerintahan / Dana Desa Rp3,40 Triliun Mengalir ke Gampong Aceh

Dana Desa Rp3,40 Triliun Mengalir ke Gampong Aceh

Kamis, 25 Juli 2024 09:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

T. Aznal Zahri, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong (DPMG) Aceh. Foto: dpmg.acehprov.go.id


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Gelontoran Dana Desa senilai Rp3,40 triliun telah mengalir deras ke pelosok-pelosok Aceh, membawa harapan baru bagi pemberdayaan masyarakat dan penguatan ketahanan pangan di tingkat gampong. Angka fantastis ini mewakili 70,91 persen dari total alokasi Dana Desa Aceh tahun 2024 yang mencapai Rp4,79 triliun, menandai langkah signifikan dalam upaya pembangunan daerah.

T. Aznal Zahri, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong (DPMG) Aceh, mengungkapkan bahwa penyaluran Dana Desa tahap satu dan dua telah menjangkau hampir seluruh pelosok Serambi Mekkah. "Dari ribuan desa, hanya tiga yang belum mencairkan tahap pertama. Selebihnya kini tengah bergulat dengan proses penyaluran tahap kedua," ujar Aznal kepada Dialeksis.com, Kamis (25/07/2024).

Menariknya, tiga desa yang belum mencairkan dana tersebut tersebar di Pidie (dua desa) dan Aceh Tamiang (satu desa). Aznal menjelaskan, "Absennya kesepakatan APBDes menjadi batu sandungan. Tanpa itu, proses pencairan tak bisa berjalan."

Di tengah peta penyaluran Dana Desa, Pidie Jaya muncul sebagai mercusuar dengan pencapaian 100 persen, menjadikannya kabupaten tercepat dalam penyaluran. Di sisi lain, Lhokseumawe masih tertinggal dengan hanya enam dari 68 desa yang berhasil menyalurkan dana tahap kedua.

Menghadapi situasi ini, Aznal menyuarakan urgensi bagi pemerintah kabupaten/kota, DPMG setempat, dan para camat untuk bahu-membahu mempercepat penyaluran Dana Desa. "Kita harus pastikan, tahun depan tak ada lagi desa yang luput dari aliran Dana Desa. Ironis rasanya jika dana yang sudah dialokasikan malah mandek di tengah jalan, tak sampai ke tangan masyarakat yang membutuhkan," tegasnya.

Dana Desa 2024 sendiri terbagi dalam dua kategori: earmark dan non-earmark. Dana earmark diproyeksikan untuk menyokong program Bantuan Langsung Tunai (BLT), memperkuat ketahanan pangan dan hewani, serta memerangi stunting. Sementara dana non-earmark diarahkan untuk membiayai program prioritas desa dan menyuntikkan modal ke Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Hingga detik ini, realisasi penyaluran earmark tahap satu telah menyentuh angka Rp1,35 triliun, diikuti tahap dua sebesar Rp361,8 miliar. Sementara untuk non-earmark, penyaluran tahap satu mencapai Rp1,05 triliun dan tahap dua Rp634,4 miliar.

Meski pencapaian ini patut diapresiasi, DPMG Aceh tak berpuas diri. Mereka terus menggenjot percepatan penyaluran Dana Desa. Aznal menaruh harapan besar agar dana tersebut bisa segera dimanfaatkan untuk mengakselerasi kemakmuran desa, sejalan dengan program yang telah dirajut bersama dalam tapestri pemerintahan desa.

Dengan gelontoran dana yang signifikan ini, Aceh berpotensi memacu laju pembangunan hingga ke tingkat akar rumput, membuka lembaran baru dalam upaya mewujudkan kesejahteraan yang merata di seluruh pelosok Tanah Rencong.

Keyword:


Editor :
Redaksi

kip
riset-JSI
Komentar Anda