Pemimpin Perum Bulog Kanwil Aceh, Ihsan. Foto: IG Bulog Aceh
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Aceh menyatakan bahwa stok beras di seluruh gudang Bulog Aceh saat ini mencapai 118.000 ton, atau setara kebutuhan Provinsi Aceh selama lebih dari 14 bulan ke depan. Lonjakan pasokan ini dipicu oleh gelombang panen raya di sejumlah daerah, antara lain Pidie, Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Utara, Aceh Timur, dan Aceh Besar.
“Ia surplus beras. Dengan penyaluran rata rata 8.000 ton per bulan, stok kami kini bisa bertahan selama 14 bulan,” ujar Pemimpin Perum Bulog Kanwil Aceh, Ihsan, usai meninjau salah satu gudang, Senin (5/5/2025). Artinya, stok 118.000 ton itu cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga Juli 2026, tanpa harus mengimpor beras tambahan.
Sejak akhir Januari 2025, realisasi penyerapan gabah dari petani terus meningkat hingga menembus 100 persen, sehingga target semula beberapa kali diubah. Rinciannya: Awalnya 54.490 ton, Direvisi menjadi 85.000 ton setelah capaian 100 persen pertama, dan Terakhir naik menjadi 104.000 ton setelah capaian kedua 100 persen.
Hingga 4 Mei 2025, realisasi serapan mencapai 159.831 ton gabah kering panen, 300 ton gabah kering giling, serta 6.007 ton beras atau setara 86.113,29 ton (87,79 persen dari target).
Meskipun stok beras melimpah, Bulog Aceh tidak membatasi penyerapan gabah maupun beras dari petani lokal. “Selama masih ada panen dan belum ada instruksi untuk berhenti, kami akan terus menyerap gabah petani,” tegas Ihsan.
Dengan cadangan beras yang telah mencukupi kebutuhan lokal hingga pertengahan 2026, Kanwil Bulog Aceh membuka peluang menyalurkan ke provinsi lain yang mengalami defisit pasokan. Kerja sama dengan pihak ketiga dan TNI AU juga telah dilakukan untuk menambah kapasitas penyimpanan, terutama di gudang Lanud Sultan Iskandar Muda yang kini menampung 18.000 ton beras.
Sebelumnya
