Beranda / Pemerintahan / Plt Sekda: Hilirisasi Agroindustri Kunci Ketahanan Pangan dan Ekonomi Menuju Aceh Emas 2045

Plt Sekda: Hilirisasi Agroindustri Kunci Ketahanan Pangan dan Ekonomi Menuju Aceh Emas 2045

Senin, 02 Desember 2024 10:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Plt. Sekda Aceh, Drs.Muhammad Diwarsyah, M.Si, saat memberikan sambutan dan membuka Focus Group Discussion (FGD) bertema "Hilirisasi Agro Industri untuk Memperkuat Ketahanan Pangan Menuju Aceh Emas 2045", di Hermes Palace Hotel, Banda Aceh, Senin (2/12/2024). [Foto: Humas Aceh]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Aceh, Muhammad Diwarsyah, membuka Focus Group Discussion (FGD) bertema “Hilirisasi Agroindustri untuk Memperkuat Ketahanan Pangan Menuju Aceh Emas 2045” di Hermes Palace Hotel, Senin (2/12/2024).

Dalam sambutannya, Diwarsyah menekankan pentingnya hilirisasi agroindustri sebagai langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan dan mendorong kemandirian ekonomi Aceh. 

“Aceh memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, seperti kelapa sawit, kopi, kakao, kelapa, tebu, minyak atsiri, dan hasil laut. Pengelolaan yang lebih optimal dan pengembangan produk hilir akan memberikan nilai tambah signifikan bagi perekonomian Aceh,” ujarnya.

Tantangan dan Potensi Ekonomi Aceh

Diwarsyah memaparkan bahwa arah pembangunan Aceh sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, yang menekankan pengembangan agrikultur, agroindustri, ekonomi hijau, dan pendidikan Islam global. Meski demikian, Aceh masih menghadapi tantangan besar, khususnya dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Data terbaru menunjukkan pertumbuhan ekonomi Aceh pada 2023 mencapai 4,23%, masih di bawah rata-rata nasional sebesar 5,04%. Sementara itu, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menyumbang 29,61% pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Aceh, namun kontribusi sektor industri masih minim, hanya 4,19% pada 2022.

“Kondisi ini menunjukkan bahwa potensi besar Aceh belum sepenuhnya diolah secara maksimal. Kita masih terlalu bergantung pada pasokan barang dari luar daerah,” jelas Diwarsyah.

Fokus pada Produk Bernilai Tambah

Sekda menyoroti keberhasilan sektor kelapa sawit yang pada 2022 menyumbang 20,1% terhadap pendapatan rumah tangga Aceh dan menyerap 1,3 juta tenaga kerja. Namun, ia menekankan pentingnya mengalihkan fokus dari ekspor bahan mentah ke pengembangan produk hilir bernilai tambah tinggi.

“Dengan pengembangan produk hilir, Aceh tidak hanya akan mendapatkan manfaat ekonomi yang lebih besar, tetapi juga menciptakan keberlanjutan sektor industri,” tambahnya.

Pemerintah Aceh berkomitmen untuk mendukung hilirisasi agroindustri melalui penguatan infrastruktur, peningkatan konektivitas, pengembangan sumber daya manusia, dan penciptaan ekosistem investasi yang kondusif. FGD ini diharapkan mampu merumuskan kebijakan strategis dan mengidentifikasi peluang untuk mempercepat hilirisasi di Aceh.

“Dukungan dari semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, adalah modal utama untuk mewujudkan Aceh yang mandiri dan berdaya saing,” ujar Diwarsyah.

Ia mengajak semua pihak untuk bersinergi dalam membangun Aceh menuju visi besar Aceh Emas 2045, di mana ketahanan pangan yang kuat menjadi fondasi keberlanjutan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda