Ketua DPRK Banda Aceh Ajak Masyarakat Tolak Politik Uang
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Ketua DPRK Banda Aceh, Irwansyah. [Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Menjelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Wali Kota Banda Aceh, Ketua DPRK Banda Aceh, Irwansyah, menyampaikan pesan penting kepada masyarakat.
Ia menekankan agar seluruh proses Pilkada berjalan lancar, aman, dan bebas dari praktik-praktik kecurangan, termasuk politik uang yang sering menjadi momok dalam pesta demokrasi.
"Kita mengharapkan agar semua pelaksanaan Pilkada Wali Kota ini berjalan dengan baik, lancar, aman, dan bebas dari praktik-praktik yang tidak positif, seperti manipulasi politik atau serangan fajar berupa uang," ujar Irwansyah kepada Dialeksis.com, Jumat (22/11/2024).
Ia menyatakan keprihatinannya jika praktik politik uang masih ditemukan, terutama di Banda Aceh yang menjadi ibu kota provinsi Aceh.
Menurutnya, sebagai pusat peradaban, pusat kaum intelektual, dan pemikir, sudah seharusnya Banda Aceh menjadi contoh dalam membangun demokrasi yang sehat dan bermartabat.
"Ibu kota ini kan identik dengan pusat peradaban, pusat para intelektual. Agak sedih jika di sini masih ada maraknya manipolitik. Saya yakin masyarakat kota sudah sangat cerdas, mereka tidak akan memilih karena pemberian sesaat," tegasnya.
Irwansyah optimis bahwa warga Banda Aceh mampu menilai calon pemimpin berdasarkan visi, misi, dan program-program yang ditawarkan, serta rekam jejak para kandidat.
Meski ia menyadari kemungkinan ada warga yang tetap menerima uang dari para pelaku politik uang, Irwansyah yakin mayoritas masyarakat akan memilih secara bijak dan berdasarkan pertimbangan rasional.
"Bisa jadi mereka akan mengambil uangnya, karena itu dianggap rejeki. Tapi saya yakin warga kota akan tetap memilih berdasarkan visi-misi dan histori prestasi dari kandidat. Kita harus melahirkan pemimpin yang berangkat bukan karena uang, tetapi karena keyakinan masyarakat atas kemampuannya membawa Banda Aceh menjadi lebih baik," ujarnya.
Selain mengimbau masyarakat, Irwansyah juga menekankan peran penting penyelenggara Pilkada, terutama Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu), untuk bekerja maksimal dalam mengantisipasi dan mencegah praktik politik uang.
Menurutnya, komitmen penyelenggara sangat diperlukan agar Pilkada kali ini dapat menciptakan sejarah baru yang bersih dari kecurangan.
"Panwas harus total dalam memastikan tidak ada manipulasi politik. Kita ingin Banda Aceh melahirkan pemimpin yang betul-betul diinginkan oleh rakyat, bukan pemimpin yang dibeli dengan uang," kata Irwansyah.
Irwansyah juga menyoroti stigma negatif terhadap kepala daerah yang terpilih melalui praktik politik uang di beberapa daerah sebelumnya. Ia tidak ingin hal itu terjadi di Banda Aceh, yang dianggap sebagai kota dengan standar intelektualitas tinggi.
"Jangan sampai ada stigma seperti kepala daerah seratus ribu atau dua ratus ribu. Itu sangat memalukan untuk level kota Banda Aceh. Jangan biarkan suara rakyat dihargai murah, apalagi kalau kita hitung, 300 ribu itu hanya bernilai sekitar 100 rupiah per hari selama lima tahun. Ini sangat menghina warga Banda Aceh," tegasnya.
Iwansyah mengajak seluruh masyarakat Banda Aceh untuk bersama-sama menjaga integritas demokrasi. Ia berharap warga memilih calon pemimpin yang mampu membawa perubahan nyata, bukan yang hanya mengandalkan uang untuk membeli suara.
"Insya Allah, mari kita bersama-sama memilih pemimpin berdasarkan visi, misi, dan track record. Jangan terpengaruh oleh uang sesaat. Ini demi masa depan Banda Aceh yang lebih baik," tutupnya. [nh]