Beranda / Opini / Slogankan Muda dan Merdeka di Hari Sumpah Pemuda ke-94

Slogankan Muda dan Merdeka di Hari Sumpah Pemuda ke-94

Jum`at, 28 Oktober 2022 18:30 WIB

Font: Ukuran: - +


Demisioner Ketua Ikatan Mahasiswa Aceh UPI Bandung, Mohd Chandra Adliansyah. [Foto: ist]


DIALEKSIS.COM - KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH INDONESIA.  

KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA.

KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA.

Begitulah kira-kira bunyi rumusan Sumpah Pemuda hasil Kongres Pemuda berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI).

Beberapa catatan penting dalam sejarah perjalanan politik bangsa Indonesia telah menuliskan peran penting pemuda dan keterlibatan mereka dalam mengubah arah sejarah, mulai dari masa kolonial, proklamasi kemerdekaan, masa revolusi, hingga gerakan reformasi untuk menggulingkan rezim otoriter Orde Baru pada tahun 1998.

Daerah Aceh yang terletak di bagian paling Barat gugusan kepulauan Nusantara, menjadi bukti sejarah Kesultanan Aceh mencapai puncak kejayaannya pada permulaan abad ke-17, pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Pada masa itu pengaruh agama dan kebudayaan Islam begitu besar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh, sehingga daerah ini mendapat julukan Seuramo Mekkah (Serambi Mekkah).

Namun, itu hanyalah tinggal sejarah. Kajayaan Aceh menjadi sebuah kenangan dan indah untuk di baca saja saat ini. Dengan segala kekayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia Aceh pada saat ini, belum mampu mendorong suatu kejayaan itu kembali terjadi.

Ini merupakan PR besar bagi kita semua, terkhusus pada pemuda-pemuda generasi bangsa Aceh yang nantinya akan meneruskan estafet kebijakan-kebijakan yang akan di atur dalam porsinya masing-masing.

Beudoh rakan, tidak cukup dengan sekedar menggali atau mengetahui sejarah saja dalam bacaan sehari hari. Tetapi kita harus mempraktekkan nilai-nilai kebaikan pada kehidupan kita sehari-sehari. Mulai dari hal kecil, sampai pada hal yang besar.

Mulai dari apa yang mampu dilakukan, sampai apa yang harus dilakukan secara bersama. Negeri yang identik dengan nilai-nilai keislaman. Tentu bisa mengulang kembali kejayaan pada masanya jika kita mampu menerapkan nilai-nilai dasar Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Mari memerdekan diri dari godaan syaitan-syaitan yang terus menggoda anak adam. Dengan memperkuat iman secara bersama-sama pada diri kita masing-masing terkhususnya bagi para pemuda maupun lainnya.

Bagi yang beragama Islam, kita telah mengucapkan dua kalimat syahadat, artinya kita percaya dengan adanya Allah dan Rosulnya, jika masuk pada poin kedua dan seterusnya, kita telah melalukan apa yang diperintahkanNya dan apa yang telah di praktekkan aktornya pada masa itu yakni Rosulullah (sembahyang sehari 5 waktu). Belum mampu untuk ke Masjid, mungkin bisa menjalankannya di rumah.

Untuk mensejahterakan diri kita dan menyelamatkan kita dari godaan syaitan-syaitan yang terus menghasut. Kemudian berpuasa, ini merupakan cara kita untuk menahan nafsu-nafsu duniawi kita. Dilanjutkan membayar zakat, progam yang menyisihkan sedikit harta bagi kalangan yang berhak menerimanya, saling support satu sama lainnya, mengingat lingkungan sekitar yang mungkin nasibnya masih kurang baik dengan nasib yang diatasnya.

Dan naik haji bagi orang yang mampu, selain berkunjung ke tempat yang suci ini. Islam juga mengajarkan kita untuk menghabiskan penghasilan lebih kita ke tempat yang tepat. Selain mendapatkan perjalanan yang jauh, disitu kita dapat menyejukkan diri dan terus mendekatkan diri kepadaNya dengan fokus melaksanakan ibadah-ibadahnya yang bernilai pahala.

Merdekakan diri kita dari godaan syaitan dengan meningkatkan iman-iman kita. Percaya bahwa Allah itu ada, melihat apa yang kita perbuat, memberi rezeki kepada kita, menjamin kesejahteraan bagi kita, menjanjikan hal-hal yang benar, tidak pernah berbohong apalagi tidur, maka berharaplah lebih kepadanya dan menjalankan aturannya.

Begitupun dengan malaikatnya, percayalah bahwa mereka mencatat segala kebaikan yang kita perbuat, yang nantinya akan dibayar tuntas olehNya. Begitupun dengan kejelekan yang kita perbuat, yang nantinya akan di hukum olehNya jika hal tersebut tidak ditembusnya di dunia ini. Dan pada kitab-kitabNya, RosulNya, hari kiamat, serta qodar baik dan buruk.

 Merdekakan diri kita sejak muda, makmurkan pribadi dengan cara-cara yang benar, membuka peluang bisnis di era digital untuk diri kita sendiri dan bonusnya apabila dapat membukanya untuk orang lain. Bebas dalam mengekspresikan diri dengan norma-norma yang ada. Kritis dan optimis. Semoga kita mampu merdeka dari godaan godaan syaitan yang terkutuk.

Penulis: Mohd Chandra Adliansyah

Demisioner Ketua Ikatan Mahasiswa Aceh UPI Bandung


Keyword:


Editor :
Akhyar

riset-JSI
Komentar Anda