Beranda / Opini / Puasa, Jenazah, Orang Miskin, dan Orang Sakit

Puasa, Jenazah, Orang Miskin, dan Orang Sakit

Sabtu, 09 Juni 2018 20:03 WIB

Font: Ukuran: - +


Oleh Rahmat Fadhil

Dari Abu Hurairah ra bahwa Nabi saw bersabda,"Siapakah diantara kalian yang berpuasa pada hari ini?". Abu Bakar ra menjawab,"Saya". Beliau bertanya lagi,"Siapakah diantara kalian yang hari ini mengantarkan jenazah ke kuburnya". Dijawab juga oleh Abu Bakar,"Saya". Beliau bertanya lagi, "Siapakah diantara kalian yang hari ini memberi makan orang miskin?". Abu Bakar menjawab," Saya". Beliau bertanya lagi,"Siapakah diantara kalian yang hari ini mengunjungi orang sakit?". Abu Bakar juga menjawab, "Saya". Lalu beliau bersabda, "Tidaklah yang demikian itu terhimpun pada seseorang melainkan ia akan masuk syurga" (HR Muslim, shahih).

Maha Suci Allah dan Segala Puji bagi Allah, begitu luar biasanya narasi hadist diatas. Sebuah gambaran aktifitas yang sangat produktif yang berkumpul dalam suatu waktu pada seseorang yang dapat menghantarkannya ke jannah (syurga). Aktifitas yang sederhana tetapi tidak semua orang kadang mau melakukannya. Sebuah amalan yang mudah untuk dilaksanakan, tetapi banyak orang kadang-kadang tidak berusaha sungguh-sungguh untuk menunaikannya.

Berpuasa

Kita beruntung dan patut bersyukur dapat bertemu lagi dengan bulan Ramadhan. Bulan yang diwajibkan berpuasa, bulan yang dilipatgandakan pahala, bulan pengampunan dosa dan bulan amal shalih yang penuh keberkahan. Walaupun sesungguhnya hadist diatas disabdakan oleh Nabi saw tidak hanya dalam kontek berpuasa dibulan Ramadhan saja, tetapi setidaknya puasa dalam arahan Rasulullah saw itu telah mengajarkan kita betapa strategisnya puasa yang memiliki efek terhadap pribadi (kesehatan, meningkatkan derajat taqwa, menambah pahala), juga berimbas positif terhadap lingkungan sosial (suasana beribadah, memberikan makanan untuk orang lain yang berbuka puasa atau kegiatan berjamaah seperti tadarus al-qur’an). Beruntungnya lagi kita sekarang diberikan kesempatan untuk berada kembali di bulan Ramadhan ini, yang sudah otomatis kita berpuasa, sehingga salah satu aktifitas yang disunnahkan untuk dapat menghantarkan kita ke syurga itu telah kita jalani dengan sendirinya.  

Mengantarkan Jenazah

Mengantarkan jenazah ke kuburnya hampir dapat dipastikan semua kita pernah melakukannya, tetapi ia menjadi lebih luar bisa lagi ketika aktifitas itu kita lakukan pada saat kita sedang berpuasa. Mengantarkan jenazah adalah ekspresi dari ibadah sosial, sama halnya dengan puasa, yang merupakan juga sebagai bagian dari ibadah sosial yang mencoba merasakan haus dan dahaga sebagaimana dirasakan oleh orang-orang miskin yang tidak sepenuhnya dapat mencicipi makanan sehari-hari untuk memenuhi kehidupan mereka.

Memberi Makan Orang Miskin

Dalam setiap harta yang kita miliki terdapat hak orang lain dan hak itu tentu mesti kita tunaikan dengan baik. Orang-orang miskin disekeliling kita hari ini mungkin tidak ada yang tidak makan tiga kali sehari, tetapi yang perlu kita sadari bahwa apakah makanan orang miskin yang ada di sekeliling kita sudah memenuhi makanan empat sehat lima sempurna?. Oleh karenanya merupakan ladang amal shalih bagi kita yang berkecukupan untuk memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi sehat bagi orang-orang miskin di sekeliling kita, sehingga mereka mendapatkan makanan konsumsi yang layak dan memenuhi kesehatan serta mencegah kekurangan gizi atau gizi buruk.

Mengunjungi Orang Sakit

Tidak ada di dunia ini manusia yang mengharapkan mendapatkan kesakitan. Sebagaimana juga kita yang tidak menginginkan fisik kita mejadi sakit. Tetapi sakit merupakan bagian dari kehidupan, sehingga kita dapat bersyukur atas nikmat sehat yang Allah swt berikan dan adalah cara Allah swt untuk menambahkan pahala kepada yang sakit atas kesabaran terhadap kesakitan yang di deritanya. Oleh karenanya, menjadi kewajiban bagi orang-orang sehat untuk mengunjungi orang-orang sakit, baik yang berbaring di rumah sakit, klinik, pusat rawatan dan rehabilitasi, atau di tempat-tempat pasien sakit lainnya dirawat. Selain untuk mendoakan kesembuhannya, memberikan motivasi untuk bersabar, juga merupakan bahan instrospeksi diri bagi yang sehat untuk mensyukuri nikmat sehat yang Allah swt titipkan.

Aspek Sosial

Nasehat Rasulullah saw terhadap empat aktifitas ibadah yang disebutkan dalam hadist diatas merefleksikan sebagai bentuk ajaran sosial yang sangat efektif. Bukan hanya efektif menyadarkan kita yang kuat untuk berpuasa, yang masih hidup sebelum kematian tiba, yang kaya untuk menyisihkan kekayaannya kepada yang miskin, dan yang sehat untuk mensyukuri kesehatannya, bahkan narasi Rasulullah saw itu telah dengan sendirinya berkumpul pada satu waktu dalam aktifitas keseharian seseorang, akan mendapatkan jaminannya dari Rasulullah saw untuk masuk syurga.

Pada akhirnya kita patut bersyukur karena berada dalam bulan yang diwajibkan berpuasa, sehingga peluang untuk merealisasikan hadist Nabi saw itu dengan menggabungkan puasa, mengantarkan jenazah, memberi makan orang miskin, dan menjenguk orang sakit adalah sebuah pekerjaan yang mungkin dan realistis untuk kita tunaikan dalam satu waktu ini. Semuanya kembali kepada kita, akankah momentum ini kita manfaatkan dengan baik, atau malah kita membiarkannya berlalu begitu saja. Semoga Allah memudahkan kita mengikuti sunnah Nabi-Nya, dan mengumpulkan kita di syurga-Nya bersama para nabi, shahabat, para syuhada serta orang-orang shalih. Wallau’alam bisshawab.

*Dosen Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan Peneliti Jaringan Survei Inisiatif. E-mail : rahmat.fadhil@unsyiah.net

Keyword:


Editor :
Sammy

riset-JSI
Komentar Anda