kip lhok
Beranda / Opini / Mengenang Kuntoro dan Peringatan 19 Tahun Tsunami Aceh

Mengenang Kuntoro dan Peringatan 19 Tahun Tsunami Aceh

Senin, 25 Desember 2023 09:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Penulis :
Fauzi Umar
Fauzi Umar mengenang Dr Kuntoro Mangkusubroto dan peristiwa tsunami Aceh. [Foto: Ist.]

DIALEKSIS.COM | Opini - Mantan pekerja pada Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi (BRR) NAD-Nias Fauzi Umar mengatakan bangsa Indonesia khususnya rakyat Aceh merasa sangat berduka atas berpulangnya  ke rahmatullah Dr. Kuntoro Mangkusubroto, pada hari Minggu tanggal 17 Desember 2023 dalam usia 76 tahun di Jakarta atau menjelang satu minggu peringatan 19 tahun musibah gempa bumi dan tsunami yang maha dahsyat pada skala 9,8 skala Richer melanda Aceh dan Nias atau tepatnya pada tanggal 26 Desember 2024 lalu.

Fauzi Umar yang pada saat musibah gempa bumi dan tsunami Aceh pada masa emergency merupakan salah satu Fasilitator Provinsi untuk Program MDGs (Millenium Development Goals) dalam rangka mendorong kebijakan untuk penurunan angka kemiskinan Kerjasama Kantor Menko Kesra dengan UNDP untuk Provinsi Aceh. 

Pasca emergency bencana yang maha dahsyat ini telah menggelorakan semangat solidaritas kemanusiaan terbesar pada abad ke-20 ini oleh pemerintah dianggap sebagai bencana nasional dan mata dunia bersatu dan tertuju untuk membantu Aceh dan Nias atas dasar kemanusiaan tanpa memandang suku, ras, etnis dan budaya maupun agama.

Bencana ini telah membuka isolasi Aceh yang selama ini terpuruk dan tertutup dengan dunia internasional. Presiden SBY mengeluarkan Perpres No. 2 Tahun 2005 dengan membentuk Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi (BRR) NAD-Nias dan menunjuk Dr. Kuntoro Mangkusubroto yang terkenal clean untuk membangun kembali Aceh dan Nias yang porak-poranda menjadi lebih baik (build back better) pasca gempa bumi dan tsunami.

Fauzi Umar mengatakan sejak masa emergency hingga selama 4 (empat) tahun masa rehabilitasi dan rekonstruksi berlangsung di Aceh dan Nias, suasana Aceh seperti berada dalam komunitas masyarakat internasional, karena sejumlah negara donor, NGO dan masyarakat internasional menyatu bahu-membahu membangun Aceh dan Nias yang lebih baik.

Dr. Kuntoro Mangkusubroto memiliki kemampuan leadership yang sangat bagus dan piawai dalam berkomunikasi dengan semua pihak baik lawan maupun kawan, termasuk masyarakat internasional. Pada saat beliau pertama sekali menginjakkan kaki di Aceh, Dr. Kuntoro Mangkusubroto membawa tim kecil (think tank) untuk membantu merumuskan kebijakan-kebijakan yang akan diambil untuk pembangunan Aceh.

Dr. Kuntoro Mangkusubroto juga merekrut putra-putri terbaik bangsa pada sejumlah kementerian/lembaga, Pemerintah Aceh atau Pemerintah Kabupaten/Kota atau bahkan negara/ lembaga donor untuk membantu beliau di BRR NAD-Nias, diantara lembaga konsultan manajemen internasional tersebut seperti MacKinsey dengan bantuan Presiden Singapura pada waktu itu sehingga organisasi BRR NAD-Nias dikenal ramping, lincah dengan orang-orang pilihan, sehingga BRR NAD-Nias mampu bergerak lebih cepat dengan tuntutan masyarakat, khususnya korban tsunami dan gempa bumi, padaha pada waktu itu Pemerintah Indonesia belum berpengalaman menangani musibah yang maha dahsyat tersebut, apalagi pada saat itu Pemerintah Indonesia masih terlibat konflik dengan Aceh Merdeka yang memakan waktu cukup panjang, lama dan melelahkan kedua belah pihak.

Semoga rakyat Aceh dapat terus mengenang peristiwa gempa bumi tsunami 26 Desember 2004 untuk membangun Aceh lebih baik dan bermartabat, Selamat jalan Bapak Dr. Kuntoro Mangkusubroto yang telah mengajarkan kami akan arti integritas dan kerja keras dengan membangun team work untuk mencapai tujuan bersama, semoga Allah SWT menerima segala amal ibadah dan ditempatkan di surga jannatunnaim, amien….YRA. [**]

Penulis: Fauzi Umar
Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda