Ketika Semangat Sportivitas Semakin Memudar
Font: Ukuran: - +
Dr. Ernita Dewi,S.Ag.,M.Hum (Akademisi UIN Ar-Raniry/Ketua Wanita Syarikat Islam Kota Banda Aceh). [Foto: For Dialeksis]
Kehidupan keseharian kita berhadapan dengan banyak orang dimana kita harus bersaing merebut kesempatan dengan cara yang sportif. Hidup kita diwarnai oleh sukses dan gagal, menang dan kalah, bisa dalam nuansa yang kecil maupun yang besar. Akankah ketika gagal memperoleh sesuatu lalu kita menyalahkan orang lain bahkan menyerang orang lain.
Seharusnya sikap kita menerima kesuksesan orang lain sambil belajar memperbaiki diri dan mencari tahu kelebihan orang lain sampai kita menjadi sukses dan menang. Sikap sportif ini membuat kita menjadi mengerti bahwa hidup perlu ada suatu proses, mendapatkan sesuatu bukan jalan yang mudah mestilah ada perjuangan. Selama sebuah kompetisi dijalankan dengan penuh kejujuran tanpa ada kecurangan, maka hasil dari pertandingan tersebut mutlak kita terima.
Fenomena semakin menipisnya sikap sportivitas di kalangan masyarakat kita, membuat kita perlu mengulas kembali bagaimana semangat sportivitas bisa ditumbuhkan pada diri seseorang yang dimulai sejak masih kecil. Sportivitas adalah sikap dan perilaku yang tentunya harus ditumbuhkan dalam diri seseorang sejak dini.
Bagaimana seseorang sejak kecil dididik untuk menerima kekalahan dan tidak dipaksakan untuk harus menang. Kompetisi sekecil apapun mesti diajarkan bahwa itu adalah suatu kondisi yang didalamnya pasti ada menang dan kalah, mari menerima hasil itu dengan hati yang riang. Karena hasil itu bukan akhir dari kehidupan manusia yang menentukan dia hebat atau tidak. Para orang tua diharapkan jangan memaksa anak agar harus menang dalam kompetisi, tetapi mari mengajarkan mereka bahwa kompetisi adalah wahana mengasah kemampuan, menang dan kalah adalah hasil sementara, yang dapat berubah pada waktu yang lain.
Selanjutnya » Keberhasilan hari ini dalam suatu bidang...