kip lhok
Beranda / Opini / Eksistensi ANRI RI di Tanah Rencong Pasca Tsunami

Eksistensi ANRI RI di Tanah Rencong Pasca Tsunami

Minggu, 19 Desember 2021 13:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Eman Hermawan Relawan Forum for East Asia – Latin America Cooperation (FEALAC), Foto: Ist


Pada 17 tahun silam, bencana tsunami menerjang belasan negara di benua Asia dan Afrika seperti: Indonesia, Sri Lanka, Malaysia, Thailand, India, Myanmar, Maladewa,Tanzania, Seychelles, Bangladesh, Kenya dan beberapa negara lainnya. Jumlah korban jiwa akibat hempasan tsunami ini mencapai 310.000 orang. 

Selain itu, bencana ini juga menyebabkan jutaan orang kehilangan tempat tinggal, harta benda, dan sanak keluarga kerusakan terbesar terjadi di Provinsi Aceh. Tragedi tersebut membuka mata dunia tentang pentingnya memahami bencana untuk pencegahan dan penanggulangan yang lebih baik. 

Upaya rehabilitasi dan rekonstruksi yang telah dilakukan di Provinsi Aceh pasca peristiwa tsunami 2004, telah dicatat dan direkam dengan baik dalam arsip yang saat ini dikelola oleh Arsip Nasional RI

Di tahun 2021 ini Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) melalui Balai Arsip Statis dan Tsunami (BAST) berkolaborasi dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh dan Pusat Riset Tsunami dan Mitigasi Bencana atau Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDRMC) melaksanakan kegiatan pekan peringatan tsunami ke 17 yang akan berlangsung dari tanggal 14 sampai 21 Desember 2021. 

Pembukaan rangkaian kegiatan tsunami ke 17 diawali dengan penyerahan arsip Perorangan milik Ir. Faizal Adriansyah, Pakar Geologi yang saat ini menjabat sebagai Kepala Pusat Pelatihan dan Pengembangan Kajian Hukum Administrasi Negara LAN RI. Arsip yang diserahkan berupa karya-karya Ir Faizal yang berkaitan dengan tsunami dan arsip-arsip penting lainnya. 

Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia, Imam Gunarto dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan peringatan tsunami ke 17 ini merupakan bagian dari upaya yang dilakukan oleh BAST ANRI untuk meningkatkan peran dari arsip-arsip tsunami untuk pembelajaran kepada masyarakat Aceh, masyarakat Indonesia, dan masyarakat dunia.

Kegiatan ini nantinya dapat lebih meningkatkan lagi kewaspadaan terhadap bencana dan lebih banyak lagi hikmah-hikmah yang dapat dipetik dari bencana Tsunami untuk masa depan yang lebih baik sesuai dengan tema yang diangkat pada kegiatan peringatan tahun ini, yaitu "Empowering Lesson Learned from Indian Ocean Tsunami.

Kegiatan pembukaan pekan peringatan tsunami dilanjutkan dengan Expose Khazanah Arsip Tsunami yang di isi oleh narasumber dari Arsip Nasional Republik Indonesia, Balai Arsip Statis dan Tsunami, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh dan Tokoh Dewan Pengarah Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias, Prof. Dr. Yusni Sabi. 

Adapun rangkaian kegiatan acara webinar dalam rangka memperingati 17 tahun Tsunami Aceh ini berlangsung selama 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal 14 dengan tema "Ekspose Khazanah Arsip Tsunami, dan Tanggal 15 dengan tema "Melihat Tsunami dari Kacamata Pariwisata" , dan puncak acara pada tanggal 21 Desember 2021 dengan tema "Empowering Lesson Learned from Indian Ocean Tsunami.

17 tahun lalu bencana tsunami terjadi, respon tanggap darurat saat terjadi musibah ini membangkitkan solidaritas global dalam upaya rehabilitasi dan rekonstruksi yang telah dilakukan. 

Aktivitas rehabilitasi dan rekonstruksi tersebut terekam dalam arsip yang saat ini dikelola oleh ANRI dan telah menjadi MOW UNESCO. Dalam momen yang baik ini, fungsi arsip sebagai pelestari memori kolektif bangsa, dan warisan budaya serta peran BAST ANRI sebagai lembaga pelestari warisan budaya bangsa seperti halnya institusi warisan budaya lainnya seperti museum dan perpustakaan. 

Arsip dan BAST ANRI bisa menjadi sarana untuk mengingat tsunami yang terjadi pada pada 26 Desember 2004 serta aktivitas rehab dan rekontruksinya. Peringatan 17 tahun Tsunami yang kolaborasi bersama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh dan Pusat Riset Tsunami dan Mitigasi Bencana atau Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDRMC), semoga kedepan kolaborasi bisa tetap dilakukan dan mengundang institusi baik di dalam negeri maupun luar negeri dan juga aktif dalam peringatan World Tsunami Awareness Day agenda rutin PBB dalam meningkatkan kewaspadaan terhadap tsunami.***

Eman Hermawan Relawan Forum for East Asia – Latin America Cooperation (FEALAC)

[Telah dipublikasi: pikiran-rakyat.com]

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda