kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / WHO: Varian Delta Bukanlah Yang Terakhir

WHO: Varian Delta Bukanlah Yang Terakhir

Jum`at, 30 Juli 2021 15:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi virus Covid-19. [Foto: Suara.com]

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pimpinan Teknis Covid-19 Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, Maria Van Kerkhove mengatakan Covid-19 varian Delta bukanlah jenis yang terakhir.

Seperti kita ketahui, ada juga Covid-19 varian Alpha dan Covid-19 varian Kappa. Covid-19 varian Delta menjadi perhatian khusus karena lebih mudah menginfeksi. Menurut riset, kemampuan penularan varian Delta hanya sekitar 15 detik dan bisa terjadi hanya dengan berpapasan.

"Kami belum memiliki gambaran lengkapnya, termasuk kenapa varian ini bisa lebih cepat menular," kata Kerkhove dalam sebuah video yang termuat di akun Twitter WHO pada Selasa. 27 Juli 2021. "Covid-19 varian Delta bukan menjadi varian terakhir. Bukan maksud menakut-nakuti."

Kerkhove melanjutkan, terjadi beberapa mutasi Covid-19, sehingga ada varian atau jenis yang berbeda. Covid-19 varian Delta mudah menempel pada sel. Dan itu sebabnya jenis ini gampang menginfeksi. Meski begitu, tingkat keparahan akibat paparan varian delta tidak terlalu parah.

"Artinya, jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 varian Delta tidak banyak yang faral atau meninggal dibandingkan Covid-19 varian lainnya," ucapnya. Namun penting diingat kalau virus akan terus berubah dan mutasi itu dapat membuat virus kian kuat serta memilik efek yang berbeda dari varian sebelumnya.

Sebab itu, Maria Kerkhove mengingatkan pentingnya mematuhi protokol kesehatan, yakni memakai masker, menjaga jarak, rajin mencuci tangan, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan.

Mengenai peran vaksinasi Covid-19, dia menjelaskan, vaksin memang tidak bisa membuat orang benar-benar terlindungi dari infeksi virus. Hanya saja, vaksinasi tersebut akan mengrangi tingkat keparahan dan angka kematian. (TEMPO)

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda