Wamenkeu Sebut Kenaikan Harga BBM Dorong Inflasi
Font: Ukuran: - +
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara. [Foto: Suara.com/Fadil]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyebutkan bahwa kenaikan BBM bakal mengerek inflasi September-Oktober 2022 ini.
Namun ia tak menyebutkan perkiraan besaran inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM.
“Memang kita lihat kenaikan harga BBM kemarin akan mendorong inflasi September hingga Oktober meningkat,” ujar Suahasil dalam wawancaranya dengan CNBC TV, Senin (5/9).
Namun, ia memperkirakan indeks harga konsumen (IHK) akan kembali normal pada November mendatang.
“Kita nanti akan melihat semoga di November kembali ke pola normal. Biasanya inflasi seperti ini cepat dalam 1-2 bulan naik, kemudian bulan ketiga mulai normalisasi,” jelasnya.
Di Kesempatan yang sama, ia mengatakan subsidi bakal tetap bengkak hingga Rp650 Triliun meski harga BBM sudah dinaikkan.
“Dengan kenaikan pertalite dan solar kemarin, maka diperkirakan tidak jadi Rp 698 Triliun, namun di sekitar Rp 650 Triliun. Jadi subsidinya masih besar sekali sebenarnya,” ungkapnya.
Suahasil menambahkan perkiraan subsidi Rp 650 Triliun tersebut dihitung berdasarkan kuota pertalite dan solar yang baru.
Ia mengungkapkan pertalite yang diperkirakan hanya 23 juta kiloliter (kl) sudah dinaikan menjadi 29 juta kl. Sedangkan solar yang tadinya diperkirakan 16 juta kl, sudah dinaikkan menjadi 17,4 juta kl.
Sebelumnya, Presiden Jokowi resmi menaikkan harga BBM bersubsidi, yakni pertalite dan solar. Jokowi mengatakan hal ini terkait dengan peningkatan subsidi dari APBN.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan pertalite naik menjadi Rp10.000 dan solar menjadi Rp6.800. "Pemerintah memutuskan menyesuaikan harga BBM subsidi pertalite menjadi Rp10.000, kemudian solar subsidi Rp6.800 per liter," terang dia. (CNN Indonesia)