kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Unimal Kerjasama dengan PB NU Tangkal Radikalisme

Unimal Kerjasama dengan PB NU Tangkal Radikalisme

Selasa, 08 Januari 2019 11:40 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM I Jakarta - Dunia yang semakin terkoneksi dan terglobalisasi ternyata membawa keuntungan sekaligus kutukan. Salah satu kutukan globalisasi adalah merebaknya kerusakan dan derita secara massif seperti perusakan lingkungan, seks berjejaring, narkoba, dan terorisme.

Terkait upaya menangkal radikalisme dan terorisme, Universitas Malikussaleh Lhokseumawe melakukan silaturrahmi ke kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat.

Pihak Unimal dihadiri oleh rektor Dr. Herman Fithra, dekan Fakultas Hukum Prof. Dr. Jamaluddin, kabag Kepegawaian Yusrizal MH, dan kepala Kehumasan, Informasi, dan Hubungan Eksternal Teuku Kemal Fasya, M.Hum yang juga menjabat sebagai Dewan Pakar NU Aceh.

Pertemuan itu langsung disambut oleh ketua tanfidziyah PBNU Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj. Dalam pertemuan itu ulama asal Cirebon tersebut menjelaskan tentang genealogi dan historiografi terorisme dan radikalisme di dalam Islam. "Di dunia kontemporer terdapat dua pola teror yaitu yang hanya menyasar kelompok non-muslim seperti Al Qaeda dan ada yang membunuh siapa saja, termasuk kelompok muslim seperti ISIS", tegas KH Said Aqil.

Pada pertemuan itu pihak Unimal melakukan kerjasama dengan PBNU, yang pada tahap pertama akan mengundang ketua PBNU untuk datang dan memberikan special lecture tentang jaringan ulama Nusantara dan perkembangan Islam toleran khas Indonesia. "Salah satu yang menjadi ciri khas Islam di Nusantara adalah membangun keadaban yang tinggi dan bukan hanya pengetahuan teologis. Kalau di Arab menyerahkan sesuatu dengan tangan kiri kepada orang tua dan melewati orang yang sedang Salat biasa, tapi di Indonesia, kita tak akan tega melakukannya. Itulah yang disebut sebagai Islam Nusantara, berkaitan tradisi dan kebudayaan", tambah ketua PBNU tersebut.

Dalam pernyataannya, rektor Unimal Herman Fithra mengatakan bahwa sebagai konsekuensi tentang keterbukaan dan fleksibilitas kampus di era modern, maka patut melakukan kerja sama dengan pelbagai pihak yang dapat meningkatkan citra Unimal. "Kita harus luwes berteman dengan siapa saja, yang itu akan berdampak positif pada civitas akademika Unimal." ungkap Herman.

Pada pertemuan itu, ikut dihadiri oleh anggota Ombudsman R.I (ORI) yang juga tokoh senior NU, Dr. H. Ahmad Suaedy dan juga pimpinan PBNU yaitu KH Marsudi Syuhud. Pihak Unimal juga sedang menjajaki pola relasi dengan Ombudsman untuk memperbaiki kualitas layanan publik, termasuk di dunia pendidikan. (tkf)

Keyword:


Editor :
Jaka Rasyid

riset-JSI
Komentar Anda