kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Ucapan Idul Adha Tak Dibalas, Direktur CERI Ungkap Dugaan Ketersinggungan Tokoh Aceh

Ucapan Idul Adha Tak Dibalas, Direktur CERI Ungkap Dugaan Ketersinggungan Tokoh Aceh

Minggu, 23 Juni 2024 10:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman. Foto: sriwijayamedia.com/santi


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Direktur Eksekutif Center of Economic Reform and Innovation (CERI) Yusri Usman mengaku heran lantaran ucapan selamat Idul Adha yang ia kirimkan kepada dua pimpinan partai politik nasional di Aceh dan mantan anggota DPR RI asal Aceh tidak mendapat balasan hingga Minggu (23/6/2024).

"Padahal sebelumnya semua pesan WhatsApp kami tetap berbalas meskipun kadang terlambat akibat kesibukan masing-masing," ujar Yusri kepada Media Indonesia, Minggu (23/6).

Yusri menduga perubahan sikap tersebut terkait dengan rilis CERI pada 12 Juni 2024 yang mendukung Koordinator Gerakan Anti Korupsi Aceh (Gerak), Askhalani, untuk mengusut dugaan korupsi beasiswa di Aceh.

"Jika itu penyebabnya, bagi saya tak persoalan. Ini konsekuensi dari perbedaan yang harus kita hormati dan hargai," tegasnya.

Yusri menjelaskan bahwa CERI bergerak mengkritisi setiap dugaan penyimpangan tata kelola pemerintah pusat dan daerah serta BUMN dan BUMD di seluruh Indonesia. Terbaru, CERI menyoroti tata kelola pemerintahan di Kabupaten Mimika, Papua, dan Sumatera Utara terkait persoalan ninja sawit di kebun PTPN.

"Dasar hukum pijakan yang dilakukan oleh CERI berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2018," jelasnya.

Yusri juga menceritakan hubungan dekatnya dengan beberapa tokoh Aceh. Ia mengungkapkan bahwa ibunya berasal dari Kampoeng Tereubeu, Kecamatan Mutiara, Bereunenun, Aceh Pidie, yang merupakan kampung halaman beberapa tokoh Aceh.

"Ibu saya satu meunasah dengan ayah kandung Abu Doktor (panggilan Dr. Zaini Abdullah, mantan Gubernur Aceh) dan Tgk Abdullah Ujong Rimba, mantan Ketua MUI Aceh," kenangnya.

Meski demikian, Yusri menegaskan bahwa kedekatan pribadi tersebut tidak mempengaruhi sikap profesionalnya dalam mengkritisi kebijakan pemerintah daerah. "Yang terpenting bagi kami adalah mendoakan dari kejauhan agar para pemimpin sukses mensejahterakan rakyat Aceh," tutupnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda