kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Tahun 2020, BI Targetkan 15 Juta Pedagang Pakai Kode QRIS

Tahun 2020, BI Targetkan 15 Juta Pedagang Pakai Kode QRIS

Minggu, 12 Januari 2020 09:00 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Makassar - Bank Indonesia (BI) mengatakan, pihaknya menargetkan penggunaan QRIS bisa digunakan oleh 15 juta pedagang atau merchant di 2020.

Direktur Eksekutif Departemen Penyelenggara Sistem Pembayaran (DPSP) Pungky Purnomo Wibowo mengatakan, pihaknya optimis target itu dipatok, karena saat ini sejak diluncurkan standar QRIS pada 17 Agustus 209 lalu, sudah ada 1,7 juta merchant.

"Sejak diluncurkan, sudah 1,7 juta merchant. At the end of this year 15 juta [merchant]. Kita tidak mau hanya elektronik money, tapi juga PJSP [Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran]," kata Pungky saat melakukan Media Briefing di Makassar, Sabtu (11/1/2020).

Lebih lanjut, Pungky mengatakan,untuk mencapai target tersebut, pihaknya akan terlebih dahulu menyasar kepada pembayaran-pembayaran di sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah), terutama di pasar-pasar tradisional.

"Dari merchant sendiri itu merasa lebih ringan dan gampang lagi transaksi. Kami ingin menyasar pasar tradisional, kampus, dan amal-amal di rumah ibadah," jelas Pungky.

Saat yang sama, Deputi Dirketur Departemen Kebijakan Sitem Pembayaran BI Ricky Satria mengatakan, BI menargetkan sekitar 5% dari UMKM di Indonesia yang berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) hingga kini mencapai lebih dari 60 juta, menggunakan QRIS.

Adapun Ricky menjelaskan, dari 1,7 juta pedagang saat ini, jumlah merchant yang sudah menerapkan QRIS saat ini masih masih di Pulau Jawa.

"Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Banten. Itu lima terbesar," kata Ricky.

Ricky juga menjelaskan bagi para pedagang yang ingin memasang QRIS sangat mudah yaitu, hanya dengan mengisi form di bank yang dituju dengan menyertakan beberapa data seperti NPWP dan KTP serta paspor bagi pengusaha asing yang membuka usaha di Indonesia.

"Daftarnya gratis, tapi nanti per transaksi bayar 0,7 persen, bukan bayar sih itu kan value karena teman-teman bantuin marketing buka online nya. Value karena traffic penjualannya lebih banyak jadi merchant bayar ke bank," jelas Ricky. (cnbc)


Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda