Senin, 04 Agustus 2025
Beranda / Berita / Nasional / Status Gunung Bur Ni Telong Naik Jadi Waspada, Warga Diminta Jauhi Kawah

Status Gunung Bur Ni Telong Naik Jadi Waspada, Warga Diminta Jauhi Kawah

Minggu, 03 Agustus 2025 08:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Laporan khusus dari Kementerian ESDM tentang kenaikan tingkat aktivitas Gunubg Bur Ni Telong dari level I menjadi level II (waspada). [Foto: Dokumen dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Redelong - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi meningkatkan status aktivitas Gunungapi Bur Ni Telong dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada) per tanggal 2 Agustus 2025 pukul 06.00 WIB.

Kenaikan status ini merupakan hasil evaluasi menyeluruh terhadap aktivitas kegempaan dan kondisi visual gunung yang terletak di Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh.

Gunung Bur Ni Telong, yang memiliki ketinggian puncak 2.624 meter di atas permukaan laut, merupakan gunungapi tipe strato dan masuk dalam sistem gunungapi aktif di jalur Bukit Barisan.

Kepala Badan Geologi di bawah naungan Kementerian ESDM, Dr. Ir. Muhammad Wafid A.N., M.Sc, menyatakan bahwa peningkatan aktivitas tektonik dan vulkanik dalam beberapa minggu terakhir menjadi indikator penting atas naiknya status gunung tersebut.

“Berdasarkan data pengamatan visual dan instrumental sejak awal Juli hingga 2 Agustus 2025, terdapat peningkatan signifikan aktivitas seismik, khususnya gempa vulkanik dalam yang menunjukkan adanya pergerakan fluida magma atau sistem hidrotermal di bawah permukaan. Ini yang menjadi dasar peningkatan status menjadi Level II atau Waspada,” ujar Dr. Wafid dalam pernyataan yang dilansir media dialeksis.com, Minggu (3/8/2025).

Data dari Pos Pengamatan Gunungapi Bur Ni Telong di Desa Serule Kayu, Kecamatan Bukit, menunjukkan bahwa selama periode 1 Juli hingga 2 Agustus 2025 telah terjadi 121 kali gempa vulkanik dalam (VA), 11 kali gempa vulkanik dangkal (VB), 24 kali gempa tektonik lokal dan 60 kali gempa tektonik jauh.

Terutama pada tanggal 22 hingga 24 Juli 2025, tercatat lonjakan aktivitas gempa VA yang cukup signifikan. “Hal ini mencerminkan adanya dinamika di kedalaman yang patut diwaspadai, meskipun belum menunjukan arah ke erupsi eksplosif,” jelas Wafid.

Dengan perubahan status ini, masyarakat dan pengunjung dilarang beraktivitas dalam radius 1,5 kilometer dari kawah aktif.

Selain itu, warga juga diingatkan untuk tidak berada di sekitar zona fumarol dan solfatara, terutama saat cuaca mendung atau hujan, karena potensi peningkatan konsentrasi gas beracun seperti H₂S dan CO₂ yang bisa mematikan.

“Keselamatan warga adalah prioritas utama. Kami mengimbau agar tidak melakukan pendakian dan menjauhi zona bahaya, serta tetap memantau informasi resmi dari PVMBG,” tambah Wafid.

Masyarakat juga diminta untuk tidak mudah terpancing isu atau informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Informasi resmi dapat diakses melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Bandung: (022) 7272606 dan Pos Pengamatan G. Bur Ni Telong, Bener Meriah: 0823-1182-7265.

PVMBG menegaskan bahwa aktivitas Gunung Bur Ni Telong akan terus dimonitor secara intensif selama 24 jam. Evaluasi terhadap tingkat aktivitas akan segera dilakukan jika ditemukan perubahan signifikan baik dari sisi visual maupun seismik.

“Apabila dalam beberapa hari ke depan terjadi penurunan atau sebaliknya lonjakan aktivitas, maka status akan kami sesuaikan kembali. Maka dari itu, kewaspadaan dini dan disiplin warga dalam mengikuti rekomendasi menjadi sangat krusial,” pungkas Wafid.

Gunungapi Bur Ni Telong merupakan salah satu gunung aktif di Aceh yang terakhir mengalami erupsi freatik kecil pada beberapa dekade lalu.

Meski tidak termasuk dalam kategori gunungapi paling aktif di Indonesia, tetapi keberadaannya di tengah pemukiman dan daerah pertanian membuat setiap peningkatan statusnya harus disikapi secara serius oleh seluruh pihak. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI