kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Soal Harga Tiket Candi Borobudur Naik, Ini Penjelasan Gubernur Jateng

Soal Harga Tiket Candi Borobudur Naik, Ini Penjelasan Gubernur Jateng

Minggu, 05 Juni 2022 13:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Foto Dok. Humas Pemprov Jateng


DIALEKSIS.COM | Nasional - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan tarif baru tiket masuk di Candi Borobudur untuk wisawatan domestik sebesar Rp750 ribu, sedangkan wisatawan mancanegara senilai 100 dolar AS.

Terkait hal tersebut, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, harga tiket tersebut bagi mereka yang ingin naik ke Candi Borobudur. Menurut dia, harus ada pembatasan bagi mereka yang ingin naik ke Candi Borobudur, agar tetap menjaga kondisinya.

"Tiket untuk naik ke candi. Harus ada pembatasan orang naik ke candi. Agar bisa menjaga kondisi candi," tutur Ganjar dilansiri Liputan6.com, Minggu (5/6/2022).

Menurut Ganjar, aturan pengendalian jumlah pengunjung Candi Borobudur setiap harinya memang dapat mengambil berbagai langkah. Salah satunya lewat kenaikan tarif tiket destinasi wisata.

"Banyak aturan yang bisa dibuat untuk mengendalikan pengunjung, soal transportasi menuju EV, soal pengelolaan lingkungan, event, sampah, bangunan dan tarif," kata Ganjar.

Dia pun menjamin, siapapun tetap bisa menikmati wisata di Candi Borobudur. "Sangat bisa," kata Ganjar.

Sebelumnya, Wisata Candi Borobudur kini semakin mahal. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan tarif baru tiket masuk untuk wisawatan domestik sebesar Rp750 ribu, sedangkan wisatawan mancanegara senilai 100 dolar AS.

"Khusus untuk pelajar, kami berikan biaya 5.000 rupiah saja," kata Luhut dalam akun Instagramnya, Sabtu, 4 Juni 2022.

Penaikan harga tiket itu diiringi dengan pembatasan jumlah pengunjung Candi Borobudur menjadi hanya 1.200 orang per hari. Kebijakan itu diambil demi menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya nusantara.

Seluruh turis nantinya juga diharuskan menggunakan jasa pemandu tur dari warga lokal di sekitar kawasan Borobudur. Hal itu dilakukan demi menyerap lapangan kerja sekaligus menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap situs candi Buddha terbesar di dunia itu.

"Sehingga rasa tanggung jawab untuk merawat dan melestarikan salah satu situs sejarah nusantara ini bisa terus tumbuh dalam sanubari generasi muda di masa mendatang," tulis Luhut lagi [liputan6.com].

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda