Sekjen Kemendagri Dorong Optimalisasi Pelayanan Publik di Kalteng
Font: Ukuran: - +
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Suhajar Diantoro. [Foto: Istimewa]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Suhajar Diantoro mendorong optimalisasi kinerja pelayanan publik bagi para aparatur sipil negara (ASN) di Kalimantan Tengah (Kalteng).
Hal ini disampaikan Suhajar saat menjadi narasumber kegiatan internalisasi core values BerAKHLAK di Provinsi Kalteng dengan tema “ASN BerAKHLAK, KALTENG penuh keBERKAHan”, Kamis (31/3/2022).
Suhajar yang hadir secara virtual mengatakan, kegiatan ini merupakan agenda yang telah diperintahkan oleh Presiden Joko Widodo tentang budaya kerja. Presiden mengimbau seluruh pegawai negeri yang dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) memiliki budaya kerja BerAKHLAK.
Core values BerAKHLAK merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Core values ini sejalan dengan lima prioritas kerja presiden, yang dua di antaranya adalah pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dan simplifikasi penyederhanaan birokrasi.
"Karena sesungguhnya tulang punggung negara ini adalah kita pemerintah. Dan tulang punggung pemerintahan adalah birokrasi. Jadi apabila ingin memajukan negara ini, Bapak Presiden menjelaskan kepada kita harus memajukan pemerintahan," katanya.
Cara memajukan pemerintahan, lanjut Suhajar, dengan memajukan birokrasi. Karena itulah birokrasi menjadi bagian penting dalam melakukan pembenahan-pembenahan. Adapun pembenahan yang disoroti Suhajar adalah terkait poin pertama BerAKHLAK, yaitu "Berorientasi Pelayanan".
Berkenaan dengan "Berorientasi Pelayanan", Suhajar mengaitkannya dengan penelitian yang dilakukan oleh Mark Turner dan David Hulme. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan, kemajuan-kemajuan negara seperti Singapura, Taiwan, Malaysia, Thailand, dan Korea Selatan disebabkan oleh kemampuan mereka dalam mentransformasikan pemerintahan menjadi organisasi pelayanan publik yang efektif.
"Artinya apakah negara-negara itu membatasi kebebasan, apakah negara itu demokrasi, apakah negara itu kerajaan, kalau dia mampu mentransformasi pemerintahan yang mampu menjadi organisasi pelayanan publik yang efektif, dia akan maju," terangnya.
Suhajar menekankan visi "pelayanan" inilah yang dicontohkan oleh Presiden kepada para abdi negara hingga tingkat terkecil. Ditambah saat ini pola hubungan antara pemerintah dengan rakyat telah banyak mengalami perubahan. Untuk itu, pola kerja pegawai negeri harus disesuaikan dengan situasi yang berkembang.
"Pengaruh eksternal dari dunia saat ini adalah perkembangan IT yang luar biasa. Itu yang disebut dengan gelombang keempat Revolusi Industri mengguncang dunia," tuturnya.
Di sisi lain, negara-negara maju yang disebutkan dalam penelitian Mark Turner dan David Hulme menghubungkan layanan dengan teknologi informasi. Hal inilah yang disebut dengan digitalisasi pemerintah. (PK)