Beranda / Berita / Nasional / Satgas Covid-19 : Emergency Brake Sulit Dilakukan Saat ini

Satgas Covid-19 : Emergency Brake Sulit Dilakukan Saat ini

Jum`at, 28 Agustus 2020 08:15 WIB

Font: Ukuran: - +

[Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, Foto: Youtube Setpres]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Ketua Tim Pakar sekaligus Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito menilai bahwa kebijakan ‘emergency brake’ atau “rem darurat” tidak tepat diterapkan di Jakarta, dalam kondisi saat ini. Menurutnya, bakal banyak kritikan serta kontra dari masyarakat terhadap kebijakan emergency brake.

"Pada kondisi sekarang akan sulit dilakukan emergency brake karena ini juga terkait dengan keinginan masyarakat juga menjalankan kegiatan sosial-ekonomi," ujarnya. 

Wiku menyatakan bahwa penegakan protokol kesehatan lebih efektif diterapkan ketimbang kebijakan emergency brake untuk kondisi Ibu Kota saat ini. Ia mengklaim bahwa penerapan protokol kesehatan lebih ampuh mengurangi penularan virua corona (Covid-19).

"Pengendalian kasus dengan menegakkan protokol kesehatan dengan lebih tegas bisa mempunyai efek dalam pengurangan penularan dan penurunan kasus," ucapnya.

Seperti diketahui, angka konfirmasi kasus positif Covid-19 di Jakarta terus mengalami peningkatan setiap harinya. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jakarta selalu menjadi provinsi penyumbang kasus corona terbanyak di Indonesia dalam beberapa pekan terakhir.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sempat menyatakan akan menerapkan kebijakan darurat yakni emergency brake jika kasus konfirmasi positif Covid-19 terus mengalami lonjakan di Ibu Kota. Implikasi dari kebijakan emergency brake, seluruh aktivitas sosial-ekonomi akan kembali ditutup seperti awal PSBB.

"Saya ingatkan pada semua jangan sampai situasi ini jalan terus, sehingga kita harus menarik rem darurat atau emergency brake," ujar Anies, Minggu, 12 Juli 2020.

"Bila itu terjadi, maka kita semua harus kembali dalam rumah, kegiatan perekonomian terhenti, kegiatan keagamaan terhenti, kegiatan sosial terhenti. Kita semua akan merasakan kerepotannya bila situasi ini berjalan terus," tegas dia [Okezone].

Keyword:


Editor :
Redaksi

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda