kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Rusia Tak Terima, Putin Dalang Dibalik Kasus Navalny Diracun

Rusia Tak Terima, Putin Dalang Dibalik Kasus Navalny Diracun

Sabtu, 03 Oktober 2020 00:00 WIB

Font: Ukuran: - +

[Foto: AFP/ALEXEI DRUZHININ]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Rusia tak terima dengan tuduhan pemimpin oposisi Alexei Navalny yang menyebut jika Presiden Vladimir Putin sebagai dalang dalam kasus peracunan dirinya. Kremlin menuding Navalny bekerja sama dengan Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA).

Juru Bicara Putin, Dmitry Peskov mengatakan jika pernyataan Navalny 'tidak berdasar dan tidak dapat diterima.

"Kami percaya bahwa tuduhan semacam itu terhadap Presiden Rusia sama sekali tak berdasar dan tidak dapat diterima," kata Peskov seperti dikutip AFP. 

Dia juga mengklaim bahwa CIA "saat ini bekerja" dengan Navalny, tapi tidak memberikan bukti apapun.

"Bukan pasien yang bekerja dengan dinas keamanan Barat, melainkan dinas keamanan Barat yang bekerja dengannya," tambahnya.

"Saya bahkan dapat mengatakan secara langsung bahwa instruktur CIA saat ini bekerja dengannya (Navalny)," ungkap Peskov.

Pada Kamis pagi, Ketua Majelis Rendah Parlemen Rusia, Vyacheslav Volodin juga menuduh Navalny sebagai orang "tidak tahu malu" karena bekerja untuk dinas keamanan Barat dan mengklaim Navalny berhutang nyawa kepada Putin.

"Navalny adalah orang yang tidak tahu malu dan kejam. Semua orang, dari pilot hingga dokter hingga presiden, dengan tulus menyelamatkannya," ujarnya dalam sebuah pernyataan.

"Hanya orang yang tidak terhormat yang dapat membuat pernyataan seperti itu. Jelas sekali bahwa Navalny bekerja sama dengan dinas keamanan dan otoritas negara-negara Barat," tambahnya, mengacu pada klaim Navalny bahwa Putin berada di balik tindakan keracunan tersebut.

Dalam wawancara dengan Der Spiegel, Navalny bersumpah untuk kembali ke Rusia, segera setelah dia pulih sepenuhnya. Dia mengatakan dia tidak akan memberi Putin "hadiah" karena ketidakhadirannya di negara itu.

"Saya menegaskan Putin berada di balik insiden ini, saya tidak melihat (adanya) penjelasan lain," kata pria berusia 44 tahun itu kepada media Jerman, Der Spiegel.

Pada Agustus lalu, Navalny pingsan dalam penerbangan dari Tomsk ke Moskow setelah melakukan perjalanan untuk mendukung kampanye dari kandidat oposisi dalam pemilihan lokal. Navalny kemudian dievakuasi ke Berlin untuk menerima perawatan.

Kritikus Kremlin itu telah dipulangkan pasca menerima perawatan setelah Jerman menemukan bahwa dia diracuni dengan zat saraf Novichok yang dikembangkan Soviet. Kremlin membantah telah terlibat [cnnindonesia].

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda