Beranda / Berita / Nasional / Revitalisasi Sekolah, Kemendikbud Anggarkan Dana Rp 15 Miliar

Revitalisasi Sekolah, Kemendikbud Anggarkan Dana Rp 15 Miliar

Selasa, 30 Juli 2019 08:19 WIB

Font: Ukuran: - +

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyatakan pihaknya akan menggelontorkan dana untuk merevitalisasi sekolah tahun depan.

Untuk revitalisasi tersebut, kata Muhadjir, berbeda-beda setiap sekolah tergantung kebutuhan atau kekurangan masing-masing. Muhadjir pun belum memberikan secara rinci berapa sekolah yang akan direvitalisasi tahun depan. 

"Saya lupa jumlahnya tapi per sekolah perkiraan saya minimum sekitar Rp7 sampai 15 M satu sekolah," ujar Muhadjir saat melakukan kunjungan ke SMKN 1 Jakarta, Senin (29/7).

SMKN 1 Jakarta itu menjadi salah satu yang akan digelontorkan dana revitalisasi oleh Kemendikbud. Oleh karena itu, Muhadjir pun meninjau langsung untuk melihat kondisi sekolah yang berada di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat.

"Setiap sekolah membutuhkan dana yang berbeda-beda," ujar Muhadjir.

Salah satunya SMKN 1 Jakarta, kata Muhadjir, membutuhkan peralatan-peralatan yang besar dengan harga yang tidak murah. 

"Karena itu saya melihat kondisinya untuk secara umum bagus tinggal bagaimana meningkatkan ketingkat yang lebih baik sesuai dengan tuntutan dari industri terutama untuk menyongsong engineering," kata Muhadjir. 

Muhadjir pun menjanjikan akan memberi bantuan kepada SMKN 1 Jakarta berupa alat Computer Numerical Control (CNC). CNC merupakan sistem automasi mesin perkakas yang dioperasikan perintah program secara abstrak dan disimpan di media penyimpanan.

"Saya sudah setujui untuk pengadaan mesin CNC. Tapi bukan CNC untuk praktik, tapi untuk produksi. Misalnya itu yang bagus bisa di atas Rp3 miliar," ujar Muhadjir. 

Di tempat yang sama, Kepala Sekolah SMKN 1 Jakarta Rahmedi mengatakan yang akan revitalisasi seperti sarana dan prasarana yang berada di sekolah tersebut. 

"(Yang akan direvitalisasi) rekayasa perangkat lunak, multimedia, properti teknik pemesinan dan teknik tenaga listrik. Semua butuh peralatan," ujar Rahmedi.

Imbau Pemprov Kurangi Jurusan Tak Kompetitif di SMK

Muhadjir pun mengimbau kepada pemerintah-pemerintah provinsi agar mengurangi jurusan yang tidak kompetitif di SMK masing-masing wilayah. Hal ini karena untuk menyesuaikan kebutuhan lapangan kerja yang ada saat ini. 

"Kita minta untuk dikurangi (jurusan yang tidak kompetitif). Karena itu wewenangnya pemerintah provinsi, supaya tidak lagi membuka jurusan-jurusan yang tidak kompetitif dan jurusan yang udah terlanjur ada akan kita rekonversi," ujar Muhadjir. 

Muhadjir menjelaskan desain umum untuk kurikulum SMK tetap berada di bawah Kemendikbud. Namun, Kemendikbud memberikan ruang kepada pihak industri sebagai mitra SMK dalam merancang kurikulum. 

"Dan porsinya itu bisa sampai 70 persen kurikulum core-nya diatur bersama dunia industri. Sesuai kebijakan kita sekarang tidak lagi berbasis pada pihak penyuplai," ujarnya.

Muhadjir pun tidak bisa memerinci jurusan-jurusan apa saja yang dinilai sudah tidak sesuai tersebut. Ia dengan tegas mengatakan ada beberapa jurusan yang sudah tidak laku dan tidak lagi sepadan dengan dunia industri agar segera ditutup. (im/CNNIndonesia)

Keyword:


Editor :
Im Dalisah

riset-JSI
Komentar Anda