Positif Covid, 262 Napi Lapas Narkotika Sleman
Font: Ukuran: - +
Sumber : tribunnews.com
DIALEKSIS.COM | Yogyakarta - Ratusan warga binaan Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta, Pakem, Sleman, dinyatakan positif terpapar virus corona (Covid-19). Sebagian narapidana kini diungsikan ke blok terpisah.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Joko Hastaryo menyebut total ada 275 kasus Covid-19 yang terdeteksi di dalam lapas.
"Karyawannya 13 (positif Covid-19). Sisanya warga binaan," kata Joko saat ditemui usai peresmian Fasilitas Kesehatan Darurat Covid-19 (FKDC) Rusunawa UII, Ngemplak, Sleman, Senin (14/6).
Joko menuturkan, untuk saat ini penelusuran kontak atau proses tracing masih berlanjut.
Terpisah, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) DIY Gusti Ayu Putu Suwardani menerangkan, penyebaran virus di lingkungan lapas diketahui sekitar sepekan lalu. Tepatnya, ketika salah seorang petugas lapas dinyatakan positif Covid-19 usai pulang kampung.
"Mungkin ini yang bawa ini petugas yang pulang kampung, kemudian mungkin tidak melaksanakan prokes. Setelah dites antigen dia positif tapi sempat masuk kantor gitu. Akhirnya ditracking lah," kata Ayu saat dihubungi.
Proses tracing setelahnya mendapati tiga orang petugas lapas dan tiga orang warga binaan yang sempat berkontak erat dengan pasien, turut terinfeksi Covid-19. Ketiga narapidana sebelumnya bahkan mengalami gejala berupa demam.
Sementara, dari empat karyawan pertama yang terkonfirmasi positif Covid-19, menurut Ayu, salah satunya di antaranya merupakan petugas pengelola kantin lapas.
"Dari luar (lapas) juga, barang-barang di kantin mungkin kan juga sudah terpapar," tuturnya.
Menindaklanjuti temuan ini, pihak lapas kemudian melaksanakan pemeriksaan massal kepada para petugas dan penghuni lapas melalui tes polymerase chain reaction (PCR).
"Lalu kita minta tolong ke dinas kesehatan, kita koordinasi bisa mengalokasikan sekitar 400 PCR langsung. Benar ternyata begitu kita langsungkan tes PCR, banyak yang positif. Mayoritas sih tapi tanpa gejala," jelas Ayu.
Dikatakan Ayu, ratusan warga binaan terkonfirmasi Covid-19 merupakan penghuni 3 blok di Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta.
"Itu blok Bougenvil, Edelweiss, Dahlia atau Blok B, E, dan D itu yang mayoritas ternyata (warga binaan) positif," urai Ayu.
Imbas dari kejadian ini, warga binaan yang dinyatakan negatif Covid-19 dipisahkan dari narapidana terkonfirmasi. Mereka diungsikan dan disendirikan ke blok berbeda.
"Justru yang negatif yang kita alihkan. Karena banyakan yang positifnya, kalau kita kita ungsikan tidak ada tempat lagi," ujar Ayu.
"Kalau yang lain (napi positif) tetap di sana dengan pengawasan ketat dan regu penjagaan juga tidak bisa masuk. Yang boleh masuk sekarang ke blok itu hanya tim dokter dan medis dengan APD lengkap untuk menindaklanjuti dari dinkes dan satgas Covid-19," sambungnya.
Pihaknya saat ini masih menggencarkan penelusuran kontak di dua blok selain B, E, dan D. Tujuannya demi memetakan dan mengantisipasi penyebaran virus lebih luas di lingkungan lapas.
Ayu berujar, dari total 430 warga binaan di sana masih ada sekitar 200 orang lagi yang masuk dalam sasaran tracing.
"Masih ada sekitar 200 narapidana lagi yang harus kita tes, kayaknya hari ini atau besok akan dilaksanakan lagi. Itu untuk antisipasi penyebaran saja," imbuhnya.
Ayu memastikan, penerapan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19 sifatnya wajib bagi para warga binaan dan petugas lapas. Seperti mencuci tangan dan mengenakan masker ketika berinteraksi.
Ia menengarai penyebaran virus terjadi karena kelengahan dari para penghuni dan karyawan di sana.
"Kemarin saya langsung keluarkan surat perintah untuk melaksanakan prokes ketat dan mengaktifkan kembali sarana prasarana prokesnya. Karena selama teman-teman mungkin tidak melalui boks steril saat masuk ke lapas, sudah malah dimatikan Cuci tangan juga mungkin abai. Maka melalui surat, saya perintahkan untuk langkah-langkah yang harus ditempuh," pungkasnya.
(kum/wis)
Sumber : cnnindonesia.com