Politisi PKS Terangkan Plus dan Minus Sistem Proporsional Tertutup dan Terbuka
Font: Ukuran: - +
Anggota Komisi II DPR RI Mardani Ali Sera. ANTARA/HO-Humas Fraksi PKS/pri.
DIALEKSIS.COM | Nasional - Ketua DPP PKS yang juga anggota Komisi II DPR, Mardani Ali Sera, memaparkan masing-masing keunggulan dan kelemahan yang dimiliki sistem proporsional tertutup dan sistem proporsional terbuka untuk Pemilu 2024 mendatang.
Sistem pelaksanaan pemilu ini diketahui sedang ramai diperbincangkan lantaran ada kemungkinan bahwa pemilu bakal kembali lagi ke sistem proporsional tertutup, seperti zaman Orde Baru.
"Sistem tertutup kelebihannya partai akan menjadi institusi yang lebih sehat. Karena yang dipilih adalah yang punya otoritas adalah partai, yang akan tumbuh berkembang adalah partai," ujar Mardani dalam jumpa pers virtual, Jumat (6/1/2023).
Mardani menjelaskan, dengan sistem proporsional tertutup, maka akan meminimalisir terjadinya fenomena kader partai 'kutu loncat'.
"Misal 2004 dia kader Golkar, di 2009 dia kader Demokrat,dan selanjutnya PDI-P. Itu tidak membangun sistem itu berbasis individu," kata dia.
Mardani menilai akan terjadi kaderisasi yang baik dengan sistem proporsional tertutup. Selain itu, masyarakat juga lebih tahu partai mana yang memiliki keterikatan dengan rakyat yang lebih baik.
Namun, tetap saja ada kelemahan pada sistem proporsional tertutup. Mardani menyebut bisa saja ada diskriminasi perlakuan terhadap caleg partai yang maju.
"Pimpinan partai bisa semena-mena menentukan nomor urut, jadi yang dekat dapat nomor urut yang baik. Yang tidak beprestasi belum tentu mendapatkan nomor urut yang baik. Padahal haknya rakyat mendapatkan calon yang berkualitas," ucap Mardani.
Sementara itu, untuk sistem proporsional terbuka, membuat semua caleg memiliki peluang yang sama. Sehingga, mereka akan bekerja dan berusaha sebaik mungkin demi mendapat suara terbanyak.
"Biasanya partai yang yang belum kuat, mereka akan berharap proporsional terbuka, karena seluruh calegnya menjadi prajurit untuk mencari suara," ungkap Mardani.
Dengan turunnya semua caleg, kata Mardani, maka para politisi ini akan dekat dengan rakyat. Hanya, kekurangannya, peran partai menjadi minim, hanya sekadar menjadi koordinator.
"Padahal kalau kita mau sehat partainya juga harus sehat. Ideologis harus kuat, kaderisasinya harus punya prinsip yang itu bisa dioptimalkan ketika terbuka," imbuh dia.
Mardani berharap sistem proporsional tertutup tidak diterapkan di Pemilu 2024. Kalaupun ingin mengabulkan sistem proporsional tertutup, Mardani meminta agar sistem itu baru diterapkan pada Pemilu 2029 saja. [kompas.com]