Pernah Lepas Demokrat Demi Jokowi, Ini Profil Darmizal Pengusung Moeldoko di KLB
Font: Ukuran: - +
Mantan Ketua Komisi Pengawas Partai Demokrat, Rejo Darmizal. Foto: SINDOnews
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Nama Muhammad Darmizal santer terdengar sebagai salah satu sosok yang mendukung gerakan kontra kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Partai Demokrat kemudian melakukan pemecatan pada Darmizal dan enam orang lainnya yakni Marzuki Alie, Yus Sudarso, Tri Yulianto, Jhoni Allen Marbun, Syofwatillah Mohzaib, dan Ahmad Yahya karena dianggap mendukung gerakan kudeta.
Lantas siapa Darmizal?
Dikutip dari Tribunnews.com, Darmizal lahir pada 6 September 1963. Ia tercatat memiliki riwayat pendidikan sebagai Magister Hukum di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Program Doktoral Ilmu Sosial di Universitas Pasundan Bandung.
Darmizal pernah menjadi relawan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla dalam kontestasi Pilpres 2004 lalu.
Ia juga pernah menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat dan Wakil Ketua Komisi Pengawas Partai Demokrat.
Menangkan Jokowi
Saat menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi Pengawas Partai Demokrat, Darmizal sempat mengundurkan diri di tahun 2018 karena keinginannya membantu Jokowi dalam kontestasi Pilpres 2019.
Saat itu Darmizal memilih mundur dari jabatannya di Partai Demokrat, karena menjadi Ketua Umum Relawan Jokowi (Rejo).
Ketika itu Darmizal sempat emosional, dan terisak saat menyampaikan pengunduran dirinya untuk mendukung Jokowi. Ia juga mengucapkan terima kasih pada SBY sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.
"Saya berharap dan optimis Partai Demokrat tetap solid di bawah kepemimpinan Bapak SBY. Hal ini saya sampaikan untuk kejayaan Partai Demokrat dan demi kejayaan NKRI," kata Darmizal saat itu.
Klaim KLB
Darmizal saat ini mengklaim bahwa upaya untuk melakukan kongres luar biasa (KLB) dilakukan untuk memperkuat Partai Demokrat.
Ia menyebut khawatir dengan kepengurusan Partai Demokrat saat ini akan mengalami penurunan suara pada Pemilu 2024.
Darmizal menjelaskan bahwa pada Pemilu 2004 perolehan suara Partak Demokrat sebesar 7,3 persen. Lalu saat Pemilu 2009 mencapai 20,7 persen.
Angka itu merosot lagi pada pemilu 2014 menjadi 11 persen. Lalu terakhir saat pemilu 2019 perolehan suara tersisa hanya sekitar 7 persen.
"Jika caranya seperti ini maka tahun 2024 bisa menjadi pemilu terakhir yang diikuti Partai Demokrat," ujar Darmizal, Selasa (9/2/2021).
Melalui keterangan tertulis yang diterima awak media, Jumat (4/3/2021) ini, Darmizal mengklaim akan melaksanakan KLB dan mengangkat Kepala Staf Kepresidenan (KLB) Moeldoko menjadi Ketua Umum Partai Demokrat yang baru. Menurut dia, kubu yang menggelar KLB akan kembali meraih kejayaan di bawah kepemimpinan baru.
"Insya Allah di bawah ketum baru, PD akan menjadi pemenang Pemilu 2024, dengan target perolehan suara di atas 25 persen," sebutnya.
Darmizal juga menerangkan bahwa seluruh alat peraga dipersiapkan dan ditanggung oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP).
"DPD dan DPC Indonesia tinggal bekerja keras meyakinkan suara masyarakat Indonesia," seru Darmizal.
Meski begitu Darmizal tidak menjelaskan lebih rinci siapa DPP yang ia maksud, sebab saat ini AHY masih memegang kendali terhadap DPP Partai Demokrat. (Kompas)