Perjalanan Luar Angkasa Jeff Bezos Sangat Berbahaya
Font: Ukuran: - +
Jeff Bezos (Foto: REUTERS/Katherine Taylor)
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kesuksesan miliarder Richard Branson menggapai ke tepi luar angkasa pada 11 Juli lalu bakal disusul oleh bos Amazon Jeff Bezos.
Bila tak ada aral melintang pada 20 Juli 2021 nanti perusahaan luar angkasa Jeff Bezos, Blue Origin akan melakukan perjalanan luar angkasa dengan pesawat New Shepard Blue Origin. Momen 20 Juli tersebut sekaligus menandai peringatan ke-52 tahun pendaratan Apollo 11 di Bulan.
Namun, Jeff Bezos harus mengurangi keyakinannya untuk bisa selamat 100% dalam penerbangan tersebut. Pasalnya, penerbangan yang dilakukan oleh orang terkaya sejagat ini berbeda dengan perjalanan luar angkasa yang sebelumnya dilakukan oleh miliarder Richard Branson pemilik Virgin Galactic yang telah lebih dulu sukses ke luar angkasa pada 11 Juli lalu.
Branson ke luar angkasa menggunakan pesawat VSS Unity yang sebelumnya diangkut dengan bantuan SpaceShipTwo. Ia dan rekan-rekannya ke luar angkasa layaknya seperti terbang menggunakan pesawat pada umumnya dengan kapsul bersama dua pilot.
Sementara Bezos menembus mencapai ketinggian sub orbital memanfaatkan New Shepard, sebuah roket yang melaju secara vertikal dan tanpa pilot. Peluncuran New Shepard seperti menerbangkan roket biasanya tentu lebih berisiko, yang diibaratkan seperti misi berawak pertama.
Dilansir dari Live Science, Minggu (18/7) roket New Shepard beroperasi secara mandiri dan dapat menampung hingga enam penumpang. Roket ini akan diluncurkan dari landasan peluncuran Texas Barat hingga ketinggian 62 mil (100 kilometer), yang sering dianggap sebagai batas ruang angkasa.
"Perjalanan luar angkasa sendiri, merupakan bisnis yang dinilai berisiko. Faktor utama yang mempengaruhi risiko tersebut di antaranya tingkat pengalaman perusahaan peluncuran, jumlah peluncuran yang dilakukan kendaraan tertentu dan jenis mesin roket yang digunakan", ujar Joseph Fragola, CEO Asti Group, LLC dan seorang insinyur sistem independen.
Blue Origin, perusahaan luar angkasa Bezos, telah menerbangkan New Shepard 15 kali selama tes tanpa awak, dengan hanya satu kegagalan parsial di mana kapsul penumpang mendarat dengan selamat namun pendorong roketnya jatuh.
"Rekam jejak tersebut tentunya catatan yang sangat positif," ujar Fragola.
Namun, setelah insiden Challenger 1986, Fragola menghitung bahwa armada pesawat ulang-alik yang sangat kompleks akan mengalami kegagalan sekitar 1 dari setiap 120 peluncuran. Angka tersebut ternyata cukup akurat mengingat program tersebut menerbangkan 135 misi selama 30 tahun dan menderita kerugian.
Menurut catatan, dua tragedi selama periode tersebut mengakibatkan pesawat luar angkasa Challenger hancur hanya dalam 73 detik setelah terbang dan menewaskan tujuh awak pesawat di dalamnya.
Tetapi para ahli sepakat bahwa sebagian besar peluncuran yang persiapannya sudah sangat matang dilakukan, memungkinkan tim teknik mereka untuk mengatasi permasalahan yang ada dan memiliki tingkat kegagalan sekitar 1 dari 1.000 penerbangan.
"Dibandingkan dengan pesawat terbang, ini lebih sangat mengerikan", kata Fragola.
Melihat pengalaman Blue Origin sejauh ini, Fragola memperkirakan bahwa kemungkinan terjadi kesalahan dengan roket tersebut berada pada kemungkinan 1 dibanding 100 dan 1 banding 500 penerbangan, dengan perkiraan terbaik yakni 1 banding 200 kemungkinan kecelakaan.
Sebagai catatan, perlombaan orang terkaya dunia untuk menembus tepi luar angkasa terus terjadi. Sebelumnya miliarder Richard Branson pemilik Virgin Galactic telah lebih dulu sukses ke luar angkasa pada 11 Juli lalu.
Pada 20 Juli 2021 nanti, Jeff Bezos bersama saudaranya Mark Bezos bersiap ke luar angkasa. Selain itu ada dua orang lainnya yaitu pelopor kedirgantaraan legendaris Wally Funk dan Oliver Daemen yang baru berusia 18 tahun. (CNBC Ind)