Beranda / Berita / Nasional / Pakar ICSF: Sistem Keamanan Indonesia Sangat Buruk Jika Data Berhasil Dibobol

Pakar ICSF: Sistem Keamanan Indonesia Sangat Buruk Jika Data Berhasil Dibobol

Senin, 12 September 2022 12:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Auliana Rizky

[Foto: Tangkapan Layar]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pakar Keamanan Siber Indonesia Cyber Security Forum (ICSF), Ardi Sutedja sebut, sistem keamanan Indonesia sangat buruk jika data bisa dibobol.

Ia juga menyampaikan, dulu banyak orang belum tertarik dengan bocoran data, tapi sebenarnya pada saat itu sudah keliatan sekali bahwa kita tidak berdaya dalam menghadapi perkembangan teknologi.

Dalam hal ini, keamanan cyber dibutuhkan orang-orang yang punya ketahanan fisik 24 jam untuk terus memantau dan perkembangan teknologi Indonesia sangat terbatas.

"Kita menyadari bahwa keamanan global sangat terbatas," ucapnya dalam diskusi "Darurat Perlindungan Data Pribadi" yang dikutip Dialeksis.com, Senin (12/9/2022) dalam akun Youtube MNC TRIJAYA NETWORK.

Maka, perlu dibangun upaya kolaborasi serta riset secara bersama-sama. Teknologi bisa dibeli, namun orang yang mengelola atau Sumber Daya Manusia (SDM) perlu ditingkatkan lagi.

"Yang kita pakai juga teknologi di pasar, kalau kita pakai teknologi di pasar maka kita sudah tau teknologi itu berasal dari pasar," ujarnya lagi. 

Dan itu yang sulit didapatkan, yang sifatnya perspektif atau disebut juga dengan teknologi militer. 

Ia menambahkan, SDM Indonesia bakatnya ada, namun perlu adanya pelatihan yang memadai, karena talenta tidak bisa diukur dengan jasa, yang paling penting orang tersebut bisa dipercaya.

Lanjutnya lagi, ini adalah sebuah bentuk kehadiran, makanya tahun 2013-2014 itu kami menginisiasikan terbentuknya Badan Cyber Nasional (BCN) Indonesia masih ketertinggalan teknologi, SDM kurang, sementara mereka sudah semakin maju teknologinya. 

Diketahui juga jutaan hingga miliaran data WNI bocor, seperti SIM Card, data BPJS Kesehatan, Indihome, dan data PLN.

Baginya itu angka relatif, kemudian peretasan itu berjenjang, tidak bisa dalam seketika, harus dipelajari dulu. Maka orang peretasan itu adalah orang yang paling sabar, ia mampu melihat celah-celah, sehingga ia bisa masuk ke situs yang ia inginkan.

"Sistem pengamanan Indonesia sangat buruk, jika data bisa dibobol," pungkasnya. [Auliana Rizky]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda