Beranda / Berita / Nasional / Menteri Investasi Jelaskan Soal Perkembangan Investasi UEA di Aceh

Menteri Investasi Jelaskan Soal Perkembangan Investasi UEA di Aceh

Senin, 17 Mei 2021 17:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. Bisnis - Eusebio Chrysnamurti


Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Bahlil Buka-bukaan soal Perkembangan Investasi UEA di Aceh", Klik selengkapnya di sini: https://ekonomi.bisnis.com/read/20210516/9/1394331/bahlil-buka-bukaan-soal-perkembangan-investasi-uea-di-aceh.

Author: Newswire

Editor : Fitri Sartina Dewi


Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini:

Android: http://bit.ly/AppsBisniscomPS

iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menjelaskan terkait perkembangan rencana investasi Uni Emirat Arab (UEA) di Aceh. Bahlil menyatakan bahwa rencana investasi UEA di Aceh saat ini sedang dalam proses finalisasi permintaan insentif. 

"Investasi itu sekarang ini tahap finalisasi terhadap permohonan permintaan insentif," kata Bahlil Lahadalia saat berkunjung ke kantor Kadin Aceh, di Banda Aceh, Minggu (16/5/2021). 

Seperti diketahui, Gubernur Aceh Nova Iriansyah menandatangani kerja sama pengembangan dan investasi pariwisata dengan Murban Energy Limited, Uni Emirat Arab, yang akan dipusatkan di Pulau Banyak, Aceh Singkil. 

Kerja sama tersebut ditandatangani langsung Gubernur Aceh Nova Iriansyah bersama Direktur Eksekutif Murban Energy Limited Amine Abid di Jakarta pada Maret 2021. 

Rencana investasi UEA di Tanah Rencong itu nilainya mencapai US$500 juta hingga US$1 miliar. Bahlil mengungkapkan Gubernur Aceh Nova Iriansyah bersama Dubes UEA selama ini tidak pernah berhenti membangun komunikasi dengan Kementerian Investasi guna menindaklanjuti rencana kerja sama tersebut. 

Pemerintah sendiri menargetkan proses rencana investasi tersebut dapat diselesaikan pada pertengahan 2021, sehingga akhir tahun nanti Gubernur Aceh bisa kembali ke UEA guna menyelesaikan tahapannya. 

"Target kita Juli 2021 ini selesai semua urusannya, agar Gubernur pada bulan Oktober bisa berangkat ke UEA untuk menyelesaikan kontrak," ungkap Bahlil.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda