Mendagri Ingatkan Tim Pemantau Pemilu Untuk Deteksi 'Serangan Fajar'
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menegaskan 'serangan fajar' yang identik dengan politik uang merupakan racun demokrasi yang bisa mengganggu proses konsolidasi demokrasi ke depan.
Hal itu dikatakannya saat memberikan pembekalan pada Tim Pemantau Pemilu Serentak tahun 2019, kemarin, Kamis, (11/4) di Jakarta.
"Gerakan serangan fajar dan politik uang segera hindari dan deteksi karena ini merupakan racun demokrasi yang sangat berbahaya yang dapat mengganggu proses konsolidasi demokrasi kita ke depan," kata Tjahjo dalam keterangan resmi, seperti yang dilansir dari portal republika.co.id, hari ini, Jumat, (12/4).
Tjahjo menyebut adanya racun demokrasi yang dapat mengganggu Pemilu Serentak 2019. Ia menyebut racun itu ialah hoaks, fitnah, politik uang atau yang dikenal dengan serangan fajar yang kerap terjadi di masa mendekati waktu pencoblosan surat suara.
Di sisi lain, Tjahjo juga mengkritisi masa kampanye yang dinilai terlalu lama. Alhasil diperlukan pengawasan yang ketat dan serius agar tidak ada hal-hal yang dapat mencederai proses demokrasi.
"Jadwal kampanye yang cukup panjang ini saya harap bisa dibahas dan dievaluasi ke depan agar Pemilu 2024 bisa lebih efektif, efisien untuk mewujudkan sistem Presidensil dan terpilih pemimpin yang amanah," ucapnya.