Kepercayaan Investor tetap terjaga saat Pendemi
Font: Ukuran: - +
Sumber : cnnindonesia.com
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyatakan kepercayaan investor global pada Indonesia masih terjaga meskipun di tengah pandemi covid-19. Buktinya, sepanjang 2020 lalu realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp412,8 triliun, atau hanya turun 2,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp423,1 persen.
Sementara itu, ia menyatakan bahwa PMA di sejumlah negara turun tajam selama pandemi covid-19.
"FDI (Foreign Direct Investment/PMA) kita (Indonesia) turunnya tidak terlalu besar, tidak lebih dari 10 persen. Dengan demikian, kepercayaan dunia kepada Indonesia dalam melakukan investasi masih tetap terjaga," ujarnya dalam Indonesia Investment Forum, Kamis (27/5).
Ke depan, ia optimis Indonesia masih akan menjadi salah satu negara tujuan investasi. Pasalnya, Indonesia memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang luar biasa. Mulai dari perikanan, pertambangan, kehutanan, dan sebagainya.
Selain itu, pemerintah juga mempersiapkan kawasan ekonomi untuk menampung investasi tersebut. Salah satunya adalah Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah yang sangat strategis lantaran dekat dengan sarana transportasi jalan tol, pelabuhan, dan rel kereta.
"Saya jamin tanah di sini (Kawasan Industri Batang) lebih murah dan dan clear and clean, nanti pemerintah di bawah Kementerian Investasi akan bantu bapak ibu semua (investor)," katanya.
Selanjutnya, untuk mendorong investasi pemerintah juga telah mempersiapkan instrumen perundangan yakni UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Bahlil menyatakan uu baru tersebut menciptakan kemudahan bagi investor yang hendak membawa modalnya ke Indonesia.
Selanjutnya, Fitch, lembaga pemeringkat internasional mempertahankan peringkat utang luar negeri Indonesia pada level BBB atau investment grade dengan outlook stabil per 19 Maret 2021. Peringkat ini tak berubah sejak 10 Agustus 2020.
Sementara itu, Standard and Poor's (S&P) mempertahankan peringkat utang luar negeri pada level BBB dengan outlook negatif pada 22 April 2021.
"Artinya, negara-negara luar masih melihat Indonesia sebagai negara yang kredibel untuk investasi. Kalau kita lihat Fitch, S&P, dan Moody's masih memberikan rating stabil padahal dia sudah downgrade banyak negara, misalnya Italia, Meksiko, Afrika Selatan," ujarnya.
(ulf/age)