Beranda / Berita / Nasional / Kemenkes: Virus Corona Tak Menular Lewat Barang Impor

Kemenkes: Virus Corona Tak Menular Lewat Barang Impor

Senin, 27 Januari 2020 17:00 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kementerian Kesehatan RI meluruskan isu yang beredar di masyarakat jika virus corona bisa menyebar melalui barang-barang impor dari China. Isu tersebut dipastikan salah.

Sekretaris Ditjen P2P Kemenkes Achmad Yurianto menjelaskan virus corona tidak akan pernah bisa hidup jika menempel di benda mati sehingga masyarakat tidak perlu takut menggunakan barang-barang dari China.

"Virus ini hanya bisa hidup di sel hidup, oleh karena itu terkait dengan barang-barang dan sebagainya sudah dengan tentu ini bukan sel hidup, sehingga ini juga akan mati sehingga sangat tidak memungkinkan kalau ini menular melalui barang-barang, pakaian atau produk apapun sehingga ini juga harus kami jelaskan ke masyarakat tidak perlu takut berlebihan terkait itu," kata Achmad dalam konferensi pers di Kemenlu, Jakarta Pusat, Senin (27/1/2020).

Namun, dia tetap meminta masyarakat untuk selalu menjaga pola hidup bersih agar terhindar dari virus apapun temasuk corona.

"Dalam satu menit rata-rata setiap orang menyentuh mata hidung mulut itu paling enggak 2 kali tanpa disadari. Nah, kalau kemudian tangan ini tercemar maka ini sebenarnya sama dengan memasukkan sesuatu ke dalam mulut, ini yang harus ditekankan masyarakat," tegasnya.

Mengutip data resmi WHO per tanggal 26 Januari 2020 di Jakarta, sebanyak 2.014 orang positif terjangkit virus corona atau novel coronavirus (nCov) dan 56 meninggal dunia akibat penyakit tersebut.

Jumlah kasus virus corona pada 26 Januari 2020 meningkat sebanyak 694 kasus, di mana sehari sebelumnya tercatat 1.320 orang terjangkit penyakit itu.

Dari total 2.014 kasus yang terkonfirmasi, sebanyak 1.985 kasus dilaporkan berasal dari China termasuk lima kasus di Hong Kong, dua kasus di Macau, dan tiga kasus di Taipei.

Dari total kasus di China, sebanyak 324 orang yang terjangkit mengalami masalah kesehatan serius. Seluruh kasus yang meninggal dunia berada di China dengan 52 orang meninggal di Provinsi Hubei.

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda