Beranda / Berita / Nasional / Kemenag Jelaskan Video Wafat di Jalanan Makkah Bukan Jemaah Haji Indonesia

Kemenag Jelaskan Video Wafat di Jalanan Makkah Bukan Jemaah Haji Indonesia

Sabtu, 22 Juni 2024 22:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Potongan video yang menunjukkan jemaah haji meninggal dunia dan terlantar di jalanan Makkah. [Foto: dok. MCH 2024]


DIALEKSIS.COM | Makkah - Viral di media sosial video yang menunjukkan jemaah haji meninggal dunia dan terlantar di jalanan Makkah.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief menjelaskan bahwa orang wafat dalam video tersebut bukan jemaah haji Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief, Sabtu (22/6/2024).

“Gambar itu yang beredar tidak mencerminkan yang terjadi pada jemaah kita,” tegas Hilman di Makkah.

“Video yang tersebar itu bukan terkait dengan jemaah kita. Ada dugaan jemaah dibiarkan. Yang ada petugas haji kita full team. Ada beberapa spot di sana dan langsung ditangani,” tambahnya.

Hal senada disampaikan Kabid Kesehatan pada Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dr. Indro Murwoko. Menurutnya, jemaah haji Indonesia yang sakit atau meninggal di Tanah Suci mendapat penanganan sesuai prosedur.

“Laporan tenaga kesehatan di lapangan, jemaah yang sakit atau pingsan, selalu dilakukan treatment, dilakukan tindakan, kemudian dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan terdekat. Sejauh ini kita tidak mendapat laporan yang kemudian tidak ditangani. Kalau di berita kan hanya ditutupi kain ihram. Itu kita tidak mendapat laporan itu,” jelas dr Indro.

“Semua yang ditemui tenaga kesehatan, insya Allah dilakukan tindakan medis. Kalau dibutuhkan tindakan yang lebih lagi, maka dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat baik ke poskes di Mina muapun RS Arab Saudi yang ada di sekitar situ,” sambungnya.

Ketika ada jemaah yang meninggal, lanjut dr. Indro, tenaga kesehatan akan membuat Certivicate of Death (COD). Setelah itu, petugas akan berkoordinasi dengan kantor maktab atau kantor sektor atau kantor daker untuk melengkapi persyaratan administrasi lainnya, misalnya: surat kesediaan dimakamkan, dan yang lain.

“Setelah administrasi disiapkan, biasanya diserahkan ke Masyariq atau Maktab untuk proses pemulasaraan,” tuturnya.

Ditanya jemaah yang wafat pada fase puncak haji, Arafah-Muzdalifah-Mina (Armuzna), dr. Indro mengatakan, berdasarkan data per 20 Juni 2024, pukul 16.00 waktu Arab Saudi, ada 11 jemaah yang wafat di Arafah dan 29 jemaah wafat di Mina.

“Jemaah wafat itu, secara keseluruhan ada 40. Dari data itu, terbagi wafat di tenda, pos kesehatan, dan rumah sakit Arab Saudi, baik di Arafah maupun Mina,” tandasnya. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda