kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Kemelut Maskapai Ancam Makroekonomi Indonesia.

Kemelut Maskapai Ancam Makroekonomi Indonesia.

Minggu, 10 Februari 2019 14:14 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS | JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) memperingatkan maskapai penerbangan Indonesia untuk berhati-hati dalam menaikkan harga tiket penerbangan. termasuk dalam menerapkan kebijakan bagasi berbayar karena dapat mendorong naik laju inflasi.

Mahalnya harga tiket pesawat dan kebijakan bagasi berbayar yang diterapkan maskapai berbiaya murah (low cost carrier) berpotensi mengganggu kondisi makroekonomi Indonesia.

"Kalau harga tiket dan bagasi naik, tentu akan berpengaruh terhadap inflasi, meskipun saya belum tahu seberapa besar," ujar Kepala BPS Suhariyanto.

Data BPS menunjukkan bahwa sektor transportasi, komunikasi dan jasa keuangan pada Januari 2019 mengalami deflasi sebesar 0,16%. Namun sektor ini mengalami inflasi 3,28% dibandingkan Januari tahun lalu. Tarif angkutan udara memberikan sumbangsih 0,02% terhadap inflasi Januari.


Pada kesempatan sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga mengakui adanya risiko kenaikan inflasi akibat kebijakan bagasi berbayar yang diterapkan maskapai.

Saat ini Budi sedang menyiapkan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) yang akan mengatur penetapan tarif yang lebih sesuai dengan ekspektasi masyarakat. Peraturan  tersebut diharapkan rampung dalam waktu satu bulan.


Sebagaimana yang diberitakan, Lion Air mulai menerapkan kebijakan bagasi berbayar per 22 Januari lalu. Langkah tersebut rencananya akan diikuti Citilink, namun maskapai anak usaha Garuda Indonesia itu memutuskan untuk menundanya.


Penundaan itu terjadi setelah Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mendesak Kemenhub untuk menunda pemberlakuan kebijakan bagasi berbayar hingga selesainya kajian ulang terhadap kebijakan tersebut dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan kelangsungan industri penerbangan nasional.


Keyword:


Editor :
Nur

riset-JSI
Komentar Anda