kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Jokowi: Jangan Sampai Pemilu Hilangkan Kerukunan Bangsa

Jokowi: Jangan Sampai Pemilu Hilangkan Kerukunan Bangsa

Senin, 23 Juli 2018 12:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Presiden Joko Widodo

DIALEKSIS.COM | JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan masyarakat Indonesia jangan sampai terpecah belah karena persoalan pilkada dan pemilu. Presiden meminta para politikus memberikan contoh pendidikan politik yang baik kepada masyarakat.


"Saya ingin mengingatkan negara Indonesia adalah negara besar. Seringkali kita lupa bahwa negara kita besar, penduduk kita 263 juta. Kita memiliki 17 ribu pulau, 514 kabupaten/kota, 34 provinsi. Kita juga dianugerahi perbedaan, keberagaman, 714 suku yg berbeda, 1.100 lebih bahasa lokal yang berbeda. Inilah anugerah yang diberikan Allah pada bangsa indonesia. Berbeda suku, berbeda bahasa, adat tradisi, semua berbeda," jelas Jokowi dalam pidato pada Harlah ke-20 Tahun Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Selatan, Ahad (22/7).


Jokowi melanjutkan, potensi tersebut harus dijaga dan dipelihara. Para politikus sebaiknya memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat.


"Saya ingin ingatkan lagi, jangan sampai, kita sebagai politisi, karena pemilihan bupati, wali kota, gubernur, apalagi nanti pemilihan presiden,membuat aset persatuan dan kerukunan hilang.  Karena tadi pesta demokrasi setiap lima tahun, yang akan terus ada. Gara-gara apa? Para politisi kita tidak memberikan edukasi yang baik kepada amasyarakat. Saya berpesan agar kematangan berpolitik kita semakin baik," tegas Jokowi.


Karena itu, para politisi sebaiknya membawa masyarakat dalam kedewasaan berpolitik. Politisi tidak boleh lupa persaudaraan antar sesama bangsa Indonesia.  "Kita lupa kita ini saudara sebangsa, setanah air. Saya sering lihat, dan sedih. Ada yang saling menjelekkan, saling memaki, mencela, mencemooh, yang itu dilihat rakyat, umat. Padahal kita miliki batasan-batasan nilai agama, budaya, etika. Inilah yang sering kita lupa," katanya. (Republika)

Keyword:


Editor :
HARISS Z

riset-JSI
Komentar Anda