Beranda / Berita / Nasional / Imbas Corona, Pendapatan Asli Daerah Diprediksi Turun 15 Persen

Imbas Corona, Pendapatan Asli Daerah Diprediksi Turun 15 Persen

Rabu, 20 Januari 2021 09:00 WIB

Font: Ukuran: - +


[Dok. Shutterstock]

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi Pendapatan Asli Daerah (PAD) turun sebesar 15 persen menjadi Rp250,3 triliun di 2020. Tahun lalu, pemerintah daerah berhasil mengantongi PAD sebesar Rp293,6 triliun. 

"Meskipun kinerja PAD menunjukkan perbaikan, namun kami lihat penurunan sebesar 15 persen akibat covid-19, hampir mirip dengan situasi nasional," ujarnya dalam rapat kerja bersama Komite IV DPD RI, Selasa (19/1).

Secara total, pendapatan daerah dalam APBD diperkirakan mencapai Rp1.385,1 triliun. Jumlah tersebut, lagi-lagi diprediksi turun 5,3 persen dibandingkan tahun lalu.

Namun, bendahara negara menuturkan berkurangnya pendapatan daerah tersebut lebih baik ketimbang penurunan pendapatan negara dalam APBN yang mencapai 16,7 persen.

Menurutnya, pendapatan daerah tersebut ditopang oleh Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) dari pemerintah pusat sebesar Rp742,5 triliun atau 99,8 persen dari pagu anggaran. Ia menyatakan pemerintah pusat tetap memaksimalkan TKDD meskipun penerimaan negara tertekan pandemi covid-19.

"Kalau transfer ke daerah dihitung sesuai formula seharusnya sesuai dengan pendapatan dalam negeri neto kita, seharusnya turunnya lebih dalam. Namun, pemerintah pusat mencoba kurangi shock itu ke daerah dengan hanya turunkan sedikit dari TKDD atau TKDD turun lebih kecil dari penurunan pendapatan dalam negeri neto," tuturnya.

Sementara itu, belanja pemerintah daerah diprediksi mencapai Rp1.088,7 triliun atau 100,94 persen dari alokasi APBD Penyesuaian 2020. Namun, jumlah tersebut turun 8,4 persen dari realisasi tahun lalu.

Porsi belanja daerah pada Desember 2020 menjadi yang paling besar, yakni 25,36 persen dari total anggaran.

"Dalam hal ini belanja APBD yang cukup baik ini diharapkan bisa menopang, paling tidak bisa kurangi beban masyarakat dan dunia usaha akibat covid-19," katanya.

Belanja tersebut terdiri dari belanja pegawai sebesar Rp386,3 triliun atau naik 0,3 persen dari tahun lalu Rp385 triliun. Lalu, belanja barang dan jasa senilai Rp279,1 triliun, turun 8,4 persen dari tahun Rp304,8 triliun. Kemudian, belanja modal sebesar Rp147,9 triliun, berkurang 32,4 persen dari tahun lalu Rp218,9 triliun.

Terakhir, belanja lainnya yakni Rp275,3 triliun, turun 1,4 persen dari tahun lalu Rp279,4 triliun. (CNN Indonesia)


Keyword:


Editor :
Fira

riset-JSI
Komentar Anda