kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Harga Emas Jatuh, Dolar AS Dinilai Lebih Aman

Harga Emas Jatuh, Dolar AS Dinilai Lebih Aman

Sabtu, 26 September 2020 15:30 WIB

Font: Ukuran: - +

[Tumpukan emas batangan. - Bloomberg]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Harga emas berjangka jatuh pada akhir pekan seiring langkah eksodus para investor melarikan aset ke mata uang dolar Amerika Serikat. Ketidakpastian stimulus dan peningkatan kasus infeksi virus corona menjadi pemicu.

Dilansir dari Antara, kontrak emas paling aktif Desember 2020 di New York Mercantile Exchange, turun 0,56 persen menjadi US$1.866,3 per troy ounce. Sehari sebelumnya, Kamis (24/9/2020), harga emas Comex naik 0,45 persen menjadi US$1.876,90 per troy ounce.

Kinerja emas melempem di awal pekan ini yang mana pada Senin turun 2,62 persen, disusul Selasa juga turun 0,16 persen, berlanjut Rabu sebesar 2,05 persen. Alhasil, harga emas pun sudah longsor di bawah level US$1.900 per troy ounce.

"Partai Republik dan Demokrat berada di halaman yang sama tentang menempatkan beberapa stimulus tetapi mereka tidak dapat memutuskan jumlah dan ketidakpastian yang mendorong investor menuju dolar," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York.

Untuk minggu ini, emas berjangka jatuh turun 4,9 persen, terbesar dalam setidaknya enam minggu. Di sisi lain, dolar AS terus menguat dan mencetak penguatan mingguan sejak awal April 2020.

Dolar yang lebih kuat membuat komoditas yang dihargai dalam mata uang tersebut, seperti emas, lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan unit moneter lain.

Indeks dolar terus menguat pada Jumat (25/9/2020) sebagai reaksi terhadap pernyataan beberapa anggota Federal Reserve yang menunjukkan bahwa konsensus sebelumnya tentang suku bunga tetap nol selama tiga tahun ke depan tidak akurat dan bahwa suku bunga bisa naik lebih tinggi.

Seorang anggota parlemen utama mengatakan Partai Demokrat di DPR AS sedang mengerjakan paket stimulus virus corona senilai 2,2 triliun dolar AS yang dapat dipilih minggu depan.

Federal Reserve minggu ini berbicara tentang pentingnya lebih banyak stimulus fiskal di tengah kekhawatiran investor akan pukulan ekonomi lain dari pandemi virus Corona [Bisnis].

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda