kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / BNPB Tetapkan Virus Corona sebagai Bencana

BNPB Tetapkan Virus Corona sebagai Bencana

Jum`at, 13 Maret 2020 16:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Indra Wijaya

Kepala BNPB Doni Monardo. [Foto: Tribunnews/Theresia Felisiani]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Deputi, Kantor Staf Presiden, Asops Panglima TNI, Asops Kapolri, Staf Khusus Menteri BUMN, Direksi PAP I dan II, Pelindo I s.d IV dan jajaran Deputi BNPB mengadakanrapat tindaklanjut arahan Presiden RI di Gedung BNPB, Selasa (10/3/2020). 

Rapat tersebut berupa koordinasi para stakeholder terkait penanganan Covid-19 (Virus Corona) yang sudah memasuki wilayah Indonesia.

"Koordinasi ini untuk meningkatkan perlindungan dan rasa aman bagi seluruh rakyat Indonesia dari potensi ancaman dan dampak negatif yang dapat menimbulkan wabah di masyarakat," kata Kepala BNPB Doni Monardo dalam pertemuan tersebut.

Mengingat dampak dari Covid-19 yang sudah meluas di berbagai negara, Keppres secepatnya melakukan upaya mitigasi dan pencegahan. Karena Covid-19 tersebut dianggap sebagai ancaman dan bencana.

"Dengan ditetapkannya Covid-19 ini sebagai bencana, maka tanggung jawab bukan hanya pemerintah saja. Namun diperlukan kerlibatan seluruh komponen masyarakat," katanya.

Ia juga mengungkapkan, jika penangan virus Corona tersebut tidak dilakukan secepatnya, maka cepat atau lambat Indonesia akan dampak virus Corona seperti di Italia yang saat ini tertutup untuk masuk maupun keluar dari negara tersebut.

"Hingga saat ini belum ditemukan vaksin penangkal virus tersebut. Sehingga yang diperlukan saat ini adalah meningkatkan daya tahan tubuh agar bertahan dari Covid-19," ungkapnya.

Sementara itu, Juri Bicara (Jubir) Pemerintah terkai Covid-19, Achmad Yusrianto mengatakan, pada medio Desember 2019 telah terjadi penularan penyakit secara masif yang terjadi di Wuhan, China.

Dunia merespon, WHO mengingatkan seluruh dunia bahwa ada potensi penyebaran penyakit dari orang ke orang dan teridentifikasi sebagai virus corona, yang selanjutnya disebut Corona Virus Disease (Covid-19).

"Sebelumnya pada tahun 2002 kita mengenal virus SARS, dengan tingkat kematian 13%, dan pada tahun 2011 dengan virus MERS yang inangnya onta, dengan tingkat kematian 30-40%. Sedangkan Covid-19 tingkat kematian sebesar 15%. Semua virus tersebut, baik Covid-19, SARS, maupun MERS berasal dari China," kata Achmad.

Menurutnya, saat ini keberadaan virus Corona sudah tidak dapat termonitor dengan Thermal Scanner. Karen gejala yang ditimbulkan tidak selalu menunjukkan gejala demam tinggi, sehingga sukar terdeteksi.

"Semua negara hampir adanya kasus penderita Covid-19 dengan gejala menimal atau tanpa gejala," ungkapnya.

Meski membahayakan, ia menghimbau kepada masyarakat agar tidak panik. Sebab virus Corona masih dapat ditangani.

"Meski Covid-19 sangat membahayakan, namun masyarakat hendaknya tidak panik. Karena Covid-19 dapat ditangani dan disembuhkan," jelasnya.

Hal serupa juga disampaikan Imam Besar Mesjid Isqlal Jakarta, Prof Nazaruddin Umar. Ia mengatakan, saat ini Mesjid Istiqlal telah menetapkan 16 SOP untuk antisipasi Covid-19 menyebar di mesjid.

"Saat ini semua karpet yang ada di mesjid telah dibuka dan diangkat untuk dibersihkan guna sanitasi," katanya.

Selain karpet, ia juga menyebutkan di beberapa tempat bagian mesjid telah disediakan sabun antiseptik untuk cuci tangan, serta mickrofon dibersihkan dengan obat disinfektan.

"Seluruh toilet dikontrol dan dibersihkan dengan disinfektan setiap hari. Mukena setelah dipakai sekali, diminta diletakkan di lantai untuk selanjutnya dicuci," pungkasnya. (IDW)

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda