Bank Syariah Agresif, Aset Keuangan Syariah RI Rp 1.710 T
Font: Ukuran: - +
Foto: Ist
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, saat ini total aset keuangan syariah RI sejak didirikan pada 1992 hingga September 2020 lalu telah mencapai Rp 1.710,16 triliun.
Namun dia menegaskan jumlah ini tidak termasuk saham syariah yang juga terus meningkat. Selain itu, perkembangan lain Menkeu juga menjelaskan bagaimana pertumbuhan perbankan syariah yang juga menopang aset keuangan syariah RI.
"Keuangan syariah berkembang cukup mengesankan," ujarnya dalam acara Sharia and Business Academic Synergy 2020, Selasa (29/12/2020).
Total aset keuangan syariah tersebut meliputi aset perbankan syariah Rp 575,85 triliun, industri keuangan bukan bank syariah sebesar Rp 111,44 triliun dan pasar modal syariah sebesar Rp 1.022,87 triliun. Jika aset pasar modal syariah belum termasuk saham syariah, maka besar kemungkinan aset ini hanya memasukkan obligasi syariah (sukuk) dan reksa dana.
Tak hanya itu, ia menjelaskan bahwa di masa pandemi Covid-19 ini bahkan keuangan syariah terutama melalui perbankan syariahnya terus mengalami peningkatan. Hal ini berbeda dengan perbankan konvensional yang justru mengalami penurunan.
"Akibat Covid-19 intermediasi perbankan nasional cenderung mengalami penurunan, namun kinerja perbankan syariah justru cenderung stabil dan tumbuh lebih tinggi dibandingkan perbankan konvensional," jelasnya.
Hal ini terlihat dari aset perbankan syariah hingga September 2020 tumbuh sebesar 10,97%. Sedangkan perbankan konvensional hanya tumbuh 7,77%.
"Artinya pertumbuhan aset perbankan syariah lebih tinggi," kata dia.
Lanjutnya, demikian juga dengan dana pihak ketiga perbankan syariah yang tumbuh 11,56%. Ini sedikit di atas kenaikan dana pihak ketiga dari perbankan konvensional yang tumbuh 11,49%.
Kemudian, penyaluran pembiayaan atau kredit perbankan syariah juga tumbuh 9,42%. Capaian ini jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit perbankan konvensional yang mengalami penurunan atau hanya tumbuh 0,55%.
"Artinya bahwa industri terutama perbankan syariah memang memiliki posisi yang cukup stabil dan memiliki juga loyalitas dari keseluruhan ekosistemnya," jelasnya.
Dengan kinerja yang baik ini maka ia menilai bahwa perbankan syariah perlu menjadi salah satu jembatan sekaligus modal untuk terus mengembangkan keuangan syariah.
"Ini awal bagi kita untuk terus mengembangkan sebuah ekosistem syariah, keuangan syariah yang berkualitas baik," tegasnya [cnbcindonesia.com].