Analisa Pakar Politik Terhadap Omongan Megawati Tanpa PDIP Kasihan Deh
Font: Ukuran: - +
Presiden Jokowi (kiri), Ketum PDIP Megawati Sukarnoputri (tengah) di HUT PDIP. [Sumber: YouTube PDIP]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyinggung keras Presiden Jokowi yang hadir dalam HUT ke-50 PDIP di Jiexpo, Kemayoran, Selasa, 10 Januari 2023.
Megawati bilang Jokowi kalau tanpa PDIP ya kasihan. Pakar politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menganalisa omongan Megawati cukup keras terhadap Jokowi.
Menurut dia, posisi Jokowi ditegaskan Megawati sebagai kader dan petugas partai. Ujang mengamati relasi antara Jokowi dengan PDIP yang sempat panas adem.
"Saya melihatnya pidato keras itu tentu hal yang biasa saja. Karena mungkin sekadar mengingatkan kadernya, petugas partainya agar tetap pada jalurnya ikut perintah partai," kata Ujang dilansir dari VIVA, Rabu (11/1/2023) malam.
Dia menilai pa yang dilakukan Megawati melalui pidato kerasnya mungkin bagian sayang kepada Jokowi agar tak tergelincir, tidak terombang ambing.
Ia menangkap Megawati ingin Jokowi sejalan dengan PDIP.
"Ya, tentu apa yang diutarakan ibu Mega ya. Dan, ungkitan-ungkitan Megawati pengingat ke Jokowi bahwa Jokowi selama ini diusung dua kali oleh PDIP. Dan, dua kali juga menang gitu ya," jelas Ujang.
Namun, dalam perjalanan Jokowi dua periode ini, ia menganalisa PDIP mungkin kira-kira merasa dirugikan. Kata dia, Jokowi dalam beraktivitas terlihat nyaman bersama orang terdekatnya seperti Menko bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.
Pun, di sisi lain, menurutnya Jokowi juga tak terlalu nyaman di PDIP. Ia mengatakan demikian karena melihat gesture politik politik Jokowi. Bagi Ujang hal itu yang membuat hubungan relasi, antara Jokowi dan PDIP jadi seperti panas adem. Ia menyebut puncak hubungan itu saat Jokowi dan tim terdekatnya yang berkuasa ingin eks Gubernur DKI itu lanjut tiga periode atau perpanjangan masa jabatan Presiden.
"Dan, itu ditolak mentah-mentah oleh PDIP khususnya Megawati. Nah, dalam konteks itu saya melihat kerasnya Megawati ke Jokowi untuk mengingat agar Jokowi taat partai dan patuh. Dan, tak bermanuver di belakang Megawati dan PDIP," ujar Ujang.
Ujang juga mengaitkan saat ini, sikap politik Jokowi condong mendukung kader PDIP Ganjar Pranowo maju di Pilpres 2024. Jokowi dari gesture-nya belum mengarahkan dukungan ke Puan.
"Karena selama ini kita tahu Jokowi sampai saat ini dukungannya belum mengarah kepada Mba Puan. Tapi, dukungannya mengarah kepada Ganjar Pranowo," jelas Ujang.
Sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung keras Jokowi saat menyampaikan pidato dalam HUT ke-50 PDIP. Dia menekankan Jokowi tak bisa menjadi presiden seperti sekarang jika tanpa PDIP.
Sebab, seseorang menjadi capres dan cawapres mesti ikuti aturan main seperti melalui partai politik atau gabungan partai politik sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.
"Pak Jokowi kalau enggak ada PDI Perjuangan, ya, kasian dah. Legal formal lho. Mereka jadi presiden enggak ada gini, legal formal, ikutan aturan mainnya," kata Megawati di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023).(Viva)
- Presiden Akui Pelanggaran HAM Berat, Mantan Ketua Komnas HAM Sebut Hadiah Terindah untuk Korban
- KontraS Aceh: Pengakuan Negara Tidak Cukup, Prinsipnya Pemenuhan Hak Korban Secara Utuh
- Aktivis HAM: Presiden Jokowi Keliru Simpulkan Kasus HAM di Aceh
- Jelang Pemilu 2024, Jokowi Minta Semua Jaga Stabilitas Politik dan Keamanan