kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / AHY Klaim Masyarakat Indonesia Rindu Sosok Pemerintahan SBY

AHY Klaim Masyarakat Indonesia Rindu Sosok Pemerintahan SBY

Kamis, 15 September 2022 16:00 WIB

Font: Ukuran: - +


Susilo Bambang Yudhoyono. [Dok: Partai Demokrat]

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengeklaim bahwa masyarakat Indonesia merindukan kepemimpinan ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Partai Demokrat.  

Hal itu diutarakan AHY dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat Tahun 2022 yang diselenggarakan di JCC Senayan, Jakarta, mulai Kamis (15/9/2022).

"Intinya apa? Rakyat merindukan siapa? SBY dan kepemimpinan dari partai?" kata AHY kepada kader Partai Demokrat dalam Rapimnas, Kamis.

"Demokrat," sambut para kader berbarengan.

AHY menyebutkan, rakyat membandingkan kehidupan di masa SBY dan masa kepemimpinan presiden saat ini, Joko Widodo.

Dia pun meminta para kader berjuang dan tidak mengecewakan hati rakyat.

"Kita ingin berjuang baik-baik, ini narasi kita, terus gelorakan semangat ini sampai Pemilu 2024. Siap semuanya? Bersama-sama kita bisa. Jangan sia-siakan dan jangan kecewakan harapan rakyat," ucap dia.

Lebih lanjut, AHY lantas menampilkan data-data ekonomi, mulai dari data pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran, hingga pendapatan per kapita warga. Data-data itu membandingkan pertumbuhan di masa kepemimpinan SBY dan Presiden Jokowi.

Data pertumbuhan ekonomi misalnya, ia menyebut pertumbuhan ekonomi di masa Presiden SBY adalah 6-7 persen sepanjang tahun 2004-2014 dari 256,84 miliar dollar AS menjadi 890,81 miliar dollar AS.

Pertumbuhan ini diklaim meningkat 3,5 kali lipat. Adapun pada masa pemerintahan setelah SBY, pertumbuhan ekonomi baru naik sekitar 1,3 kali lipat dari 890,81 miliar dollar AS menjadi 1.190 miliar dollar AS.

"Alhamdulillah. Ini prestasi yang rakyat rindukan. Ekonomi yang juga sangat menentukan bagaimana kita bisa maju sebagai negara. Kita juga harus ikut, kita juga harus ukur, bagaimana meningkatkan income per kapita, pendapatan per kapita masyarakat kita," ucap dia.

Lalu, terkait angka kemiskinan, dia menyatakan, angka kemiskinan turun 5,8 persen dari 2004 hingga 2014. Angka kemiskinan turun dari 16,7 persen menjadi 10,9 persen pada masa kepemimpinan SBY.

Sedangkan dari 2014 hingga kini, angka kemiskinan baru turun 1,1 persen dari 10,9 persen menjadi 9,8 persen.

"(Di zaman SBY) 8,6 juta orang ke luar dari kemiskinan, angkanya menurun 5,8 persen. Setiap peningkatan satu persen pertumbuhan ekonomi, akan membuka sekitar 2 juta lapangan pekerjaan. Sebaliknya, 1 persen penurunan pertumbuhan ekonomi, akan mengakibatkan pengangguran sekitar 2 juta orang," jelas AHY. (Kompas)

Keyword:


Editor :
Akhyar

riset-JSI
Komentar Anda