Beranda / Gaya Hidup / Jelang Idul Adha Masyarakat Aceh Hadapi Tradisi Meugang

Jelang Idul Adha Masyarakat Aceh Hadapi Tradisi Meugang

Rabu, 12 Juni 2024 12:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi kondisi meugang masyarakat Aceh beli daging sapi jelang Idul Adha. Foto:  Kompasiana


DIALEKSIS.COM | Aceh - Kota Banda Aceh yang dijuluki Serambi Mekkah masih melestarikan tradisi meugang dalam menyambut Ramadhan dan merayakan Hari Raya Idul Fitri serta Idul Adha. Tradisi memotong hewan kurban seperti sapi, kerbau, atau kambing, lalu membagikan dagingnya kepada masyarakat ini telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Mengutip jurnal berjudul "Tradisi Meugang Aceh dalam Kajian Komunikasi Islam", tradisi meugang dilaksanakan pada H-1 atau H-2 menjelang Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha. Sejarahnya bermula dari masa Kerajaan Aceh pada 1607-1636 M, ketika Sultan Iskandar Muda memotong hewan dalam jumlah besar dan membagikan dagingnya secara gratis kepada rakyat sebagai ungkapan syukur dan terima kasih.

"Tradisi ini juga dimanfaatkan oleh pahlawan Aceh dalam bergerilya, di mana daging sapi dan kambing diawetkan untuk perbekalan," tutur sumber dari Warisan Budaya Kemdikbud. Setelah Belanda menguasai Aceh pada 1873, tradisi tak lagi dilakukan oleh raja namun tetap dilestarikan masyarakat.

Mengutip Kanwil Kemenag Aceh, meugang awalnya digelar sultan untuk merayakan Ramadhan dengan memotong hewan dan membagi daging gratis kepada rakyat. "Setelah kekalahan dari Belanda, masyarakat Aceh berinisiatif melanjutkan pemotongan sapi untuk memeriahkan tradisi ini," ungkapnya.

Sekretariat Majelis Adat Aceh menyebutkan meugang mengandung nilai religius dengan bersedekah dan saling berbagi. Tradisi ini juga memupuk nilai kebersamaan, gotong royong, dan solidaritas sosial di tengah masyarakat setempat.

"Hingga kini, meugang masih mengakar kuat di Banda Aceh sebagai tradisi menyambut Ramadhan dan hari raya dengan memotong hewan kurban dan membagikan dagingnya kepada masyarakat," kata sumber dari Majelis Adat Aceh.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda