Beranda / Gaya Hidup / Enam Varietas Kopi Populer di Dunia: Dari Typica Hingga Catuai

Enam Varietas Kopi Populer di Dunia: Dari Typica Hingga Catuai

Sabtu, 08 Februari 2025 10:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi jenis varietas biji kopi di dunia. Foto: Ist

DIALEKSIS.COM | Aceh - Kopi dikenal memiliki beraneka ragam varietas, dan enam di antaranya telah mendunia, mulai dari Typica hingga Catuai. Masing-masing varietas memiliki karakteristik unik yang mencerminkan sejarah, ciri fisik, dan metode budidaya yang berbeda.

Selama ini, tanaman kopi umumnya dikenal berdasarkan spesiesnya, dengan dua jenis unggulan, yakni Robusta dan Arabika. Namun, dalam ranah kopi specialty, varietas kopi yang lebih spesifik turut memainkan peran penting dalam menentukan cita rasa dan karakter seduhan. 

Varietas kopi dibedakan berdasarkan bentuk buah, daun, bunga, hingga ukuran biji yang dihasilkan. Menurut Evan Kluender, pegiat perdagangan kopi di Royal Network, mengenal varietas kopi merupakan salah satu cara untuk mempelajari karakteristik dan sejarah panjang kopi. Berikut adalah enam varietas kopi yang populer dan banyak tersebar di dunia:

1. Typica

Varietas Typica merupakan arietas kopi tertua dan dianggap sebagai nenek moyang dari spesies Arabika modern yang kini banyak diminati. Pohon Typica memiliki bentuk yang menarik dengan hasil panen melimpah, karena buah kopi tumbuh hampir di seluruh dahan. Ciri khas Typica terletak pada tinggi pohonnya, dahan yang relatif rendah tempat buah tumbuh, serta kemampuannya bertahan dalam kondisi cuaca dingin atau di ketinggian. Mayoritas Typica berasal dari Ethiopia dan Yaman.

2. Bourbon

Mirip dengan Typica, varietas Bourbon dianggap sebagai cikal bakal tanaman Arabika. Varietas ini sangat berpengaruh dalam pembentukan DNA kopi modern. Pohon Bourbon memiliki ukuran yang tinggi dan menghasilkan seduhan berkualitas tinggi. Selain itu, tanaman Bourbon memiliki keunggulan berupa ketahanan terhadap penyakit dan mampu tumbuh subur di tanah yang hangat.

3. Caturra

Berbeda dengan dua varietas pelopor tersebut, Caturra merupakan varietas yang lebih muda. Ditemukan sekitar abad ke-20 di Brasil, Caturra diyakini merupakan mutasi dari varietas Bourbon. Mutasi ini menghasilkan tanaman dengan ukuran yang lebih pendek, sehingga dijuluki “pohon kopi kurcaci.” Varietas ini kini banyak ditemukan di kawasan Selatan dan Tengah benua Amerika.

4. Mundo Novo

Ditemukan di Brasil pada tahun 1940-an, Mundo Novo awalnya dianggap mirip dengan Caturra karena kemiripan bentuknya. Namun, Mundo Novo tidak berasal dari mutasi genetik semata seperti Caturra. Varietas ini merupakan hasil persilangan antara Typica dan Bourbon, yang menghasilkan genetik baru. Pohon Mundo Novo memiliki tinggi yang menjulang seperti kedua varietas induknya, dengan buah kopi yang tumbuh di dahan-dahan yang tinggi.

5. Catuai

Keunikan Catuai terletak pada asal-usulnya yang merupakan hasil rekayasa melalui metode kultivasi terencana. Para ahli agronomi mengembangkan Catuai dengan memilih tanaman induk tertentu, yakni persilangan antara Caturra dan Mundo Novo. Hasilnya adalah tanaman dengan ukuran lebih pendek, namun buah kopi tumbuh di bagian atas dahan. Catuai digemari karena menghasilkan buah yang lebih padat per pohon.

6. Timor Hybrid

Selain varietas-varietas di atas, inovasi dalam bidang kopi juga tercermin dari penciptaan Timor Hybrid, hasil persilangan antara Arabika dan Robusta. Varietas ini merupakan penggabungan Typica dengan spesies Robusta, di mana eksperimen perkawinan silang ini khusus dilakukan di Indonesia. Sesuai namanya, Timor Hybrid memanfaatkan varietas Robusta yang berasal dari wilayah Timur Indonesia, dengan tujuan menghasilkan keseimbangan rasa antara manisnya Arabika dan asamnya Robusta.

Dengan memahami keunikan dalam sajian berita Dialeksis disadur dari informasi Evan Kluender, maka masing-masing varietas para pecinta kopi dapat lebih menghargai keragaman cita rasa yang ditawarkan oleh setiap jenis kopi. Mengenal sejarah dan karakteristik kopi menjadi kunci untuk mengeksplorasi seduhan terbaik yang memanjakan lidah para penikmatnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI