kip lhok
Beranda / Feature / Tujuh Srikandi Calon Pemimpin di Abdya

Tujuh Srikandi Calon Pemimpin di Abdya

Kamis, 10 Februari 2022 09:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Bahtiar Gayo

DIALEKSIS.COM - Karakter feminin yang melekat pada perempuan, lembut dan cantik, melahirkan generasi penerus, bukanlah membuat mereka lemah. Namun, hanya wanita pilihanlah yang berani bertarung bersama pria.

Banyak wanita yang merubah keadaan dunia. Walau jumlah mereka tidak sebanyak pria, namun kaum hawa ini sudah mewarnai kehidupan manusia dari jaman ke jaman. Wanita turut menentukan perputaran bumi ini.

Tidak ketinggalan di Aceh, negeri paling ujung barat pulau Andalas. Banyak srikandi-srikandi di negeri dengan otonomi khusus di Pertiwi menjadi pemimpin, mewarnai wajah negeri bersyariat.

Kini, ada kabar menarik datangnya dari Bumoe Breuh Sigupai. Di sana akan ada pemilihan keuchik serentak. Ada 152 kampung yang akan memilih pemimpin dalam 9 kecamatan.

Dari banyaknya kandidat yang bermunculan, ternyata di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) ada 7 srikandi yang namanya berkibar dan sangat diperhitungkan.

Ketujuh perempuan tangguh Aceh ini popularitasnya cukup baik. Bukan hanya “cantik” dan anggun, namun mereka memiliki kemampuan leadership. Mentalnya sudah teruji, mereka aktif di tengah masyarakat sebagai tokoh. Bahkan ada diantara mereka masuk dalam aparatur gampong.

“Benar ada 7 srikandi yang muncul menjadi calon keuchik dalam pemilihan serentak dari 152 gampong yang ada di Abdya,” sebut Amrizal, Asisten I Pemerintahan Keistimewaan dan Kesra Setdakab Abdya, menjawab media.

Pesta demokrasi 6 tahun sekali ini akan dihiasi wajah wanita yang memiliki kemampuan untuk memimpin. Mereka akan bertarung diantara pria yang punya pengaruh di gampongnya dalam memperebutkan lencana di dada.

Ketujuh srikandi calon pemimpin rakyat di Abdya ini: Shinta Humaira, bakal calon (balon) keuchik dari Gampong Kuta Tuha, Kecamatan Blangpidie. Rohani, balon keuchik Keude Siblah, Kecamatan Blangpidie dan Thaibah, balon keuchik dari Desa Lamkuta, juga dari Kecamatan Blangpidie.

Nama lainya yang berkibar, Ira Maya, balon keuchik dari Gampong Alue Dawah, Kecamatan Babahrot. Sementara dari Kecamatan Setia, ada balon Nurhijah dari Gampong Ujong Tanoh. Dua perempuan lainya, Asridayani dari Desa Asoe Nanggroe, kecamatan Jeumpa dan Husni yang kini Pj Keuchik Gampong Gadang, Kecamatan Susoh.

Memang mayoritas calon pemimpin di level desa di Abdya ini didominasi kaum pria, namun dengan munculnya 7 srikandi ini, semakin menghidupkan pesta demokrasi. Tujuh wanita pilihan ini sudah menjadi catatan sejarah di Beumo Breuh Sigupai.

Menurut Amrizal, demokrasi yang hidup ditandai dengan tidak adanya calon tunggal dalam satu gampong. Karena calon tunggal tidak dibenarkan, sesuai dengan Qanun Aceh Nomor 4.

Qanun ini mengatur tentang tata cara pemilihan dan pemberhentian keuchik di Aceh itu, pada Pasal 18 poin 1, menyebutkan penetapan calon keuchik ditetapkan dalam keputusan Panitia Pemilihan Kades (P2K), sekurang-kurangnya dua calon.

Hingga penutupan pendaftaran, tidak ada calon tunggal di sana. Semuanya mengikuti aturan main. Dari 152 gampong yang akan dilaksanakan pemilihan ini, ada didalamnya 7 srikandi yang menguji kemampuan diri bertarung bersama pria.

Apakah srikandi yang sudah berani tampil dan percaya diri ini akan memimpin rakyat di desanya? Kita ikuti saja bagaimana nanti hasil cinta rakyat dalam menentukan siapa pemimpin mereka. *** 


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda