Satgas Pemberangus Mafia Bola
Font: Ukuran: - +
Reporter : Bahtiar Gayo
DIALEKSIS.COM| Feature - Ingin menciptakan pertandingan bola yang fair, rasanya masih sulit dilakukan di bumi Pertiwi. Sudah menjadi rahasia umum setiap ada event si kulit bundar, ada mafia didalamnya yang mengeruk keuntungan.
Ada yang mengatur skor pertandingan, ada yang diuntungkan dan dirugikan dalam sebuah laga. Kapan persepakbolaan Indonesia akan maju? Kapan adanya kompetisi yang fair, berkualitas, dan menghasilkan atlet-atlet yang berprestasi dan tentunya siap untuk maju di laga nasional dan laga internasional.
Mafia bola bagaikan lingkaran setan yang sulit dibersihkan. Dari jaman ke jaman mafia itu tetap ada, walau sulit dibuktikan (sebenarnya tidak sulit dibuktikan bila tim ivestigasi diturunkan dan serius melakukanya).
Kini Kapolri meniup genderang perang untuk membersihkan mafia bola. Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo baru-baru ini kepada media menjelaskan adanya indikasi mafia bola yang mengatur skor pertandingan.
Seriuskah Kapolri ingin “memberangus” mafia bola? " Dalam waktu dekat saya perintahkan ke satgas mafia bola melakukan pendalaman dan penyelidikan sesuai data," ungkap Kapolri.
"Kami temukan sekali lagi adanya indikasi pelanggaran ataupun kecurangan yang dilakukan oleh perangkat pertandingan. Dalam waktu dekat, saya perintahkan kepada satgas anti mafia bola untuk melakukan pendalaman dan penyelidikan," kata Listyo saat konferensi pers di Mabes Polri, Senin 26 Juni 2023.
Kepolisian telah membentuk satgas mafia sepak bola sejak Maret 2023 lalu sebagai dukungan dalam mengawal dunia olahraga, termasuk kompetisi Liga 1, Liga 2, dan Liga 3.
"Saya kira ada hal-hal yang tentunya bisa saya sampaikan tapi ada hal-hal yang tentunya masih belum kami buka masih kami lakukan pendalaman-pendalaman," kata Listyo.
"Tentunya sekali lagi ini komitmen Polri dengan membentuk satgas anti mafia bola ingin mengawal agar kompetisi Liga baik Liga 1 2 3 menghasilkan kompetisi yang fair, berkualitas, dan menghasilkan atlet-atlet yang berprestasi dan tentunya siap untuk maju di laga nasional dan laga internasional," kata Listyo.
Aakan adakah perubahan dalam menata persepakbolaan Indonesia? Kapolri sudah memerintahkan Satgas mafia bola, semoga tim yang diturunkan mampu memberikan nuansa baru dalam persepakbolaan Indonesia, kita tunggu saja hasilnya.
Sementara itu, Ketua Umum Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir memberikan peringatan. Ada hukuman berat menanti pelaku pengaturan skor pertandingan apabila telah terbukti bersalah.
"Proses atau hukuman yang ada di PSSI berbeda, yaitu kita sudah sepakat yang namanya pemain, wasit, pemilik, pengurus, termasuk saya, kalau memang ada 'main-main' ya tidak boleh berkecimpung di dunia sepak bola seumur hidup," kata Erick, saat konferensi pers bersama Kapolri di Mabes Polri di Jakarta, Senin (26/6).
Erick berharap, sepak bola dapat meniru pertandingan basket yang telah menerapkan sanksi serupa. Harapannya, penyelenggaraan sepak bola yang kondusif dapat memperbaiki citra sepak bola Indonesia yang diminta FIFA dan Presiden Jokowi.
"Kalau olahraga lain seperti bola basket bisa, masa sepak bola yang nomor satu kalah sama basket," tambahnya.
Ketum PSSI Erick Thohir mendukung upaya Kapolri Jenderal Listyo Sigit Pranowo yang telah membentuk satgas mafia bola demi menciptakan iklim sepak bola yang bersih.
Erick mengatakan, upaya tersebut memang sudah lama diinstruksikan kepadanya dan Kapolri oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk mengusut kecurangan yang terjadi dalam Liga Sepak Bola Indonesia.
Apakah hanya kali ini ada satgas dalam memberantas mafia bola? Sebenarnya, pada masa Kapolri dijabat Tito Karnavian, Satgas mafia bola sudah dibentuk. Melihat kenyaan ini, Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda memberikan pernyataanya.
Menurut Syaiful Huda, jika dibentuk berjilid-jilid berarti masalahnya belum tuntas dengan baik, jangan-jangan selama ini masalah mafia bola di Liga Indonesia belum tuntas sampai ke akar-akarnya, sebutnya.
Seriuskah Kapolri yang sudah menurunkan timnya untuk memberantas mafia bola? Kapolri Listyo menjanjjikan pihaknya akan komitmen untuk menjaga keadilan dalam pertandingan sepak bola di Indonesia.
Sebenarnya upaya mafia bola merupakan hal memalukan, sangat mengecewakan anak bangsa. Indonesia belum mampu berbicara bola di level internasional, belum pernah sekalipun bumi Pertiwi mengibarkan benderanya dalam laga piala dunia.
Apakah karena kita tidak mampu? Bukan tidak mampu, terlalu rumit dan berbelitnya persoalan sepakbola di Indonesia, belum lagi ada mafia di dalamnya yang senantiasa bermain mengeruk keuntungan.
Kapan akan terlahir kompetisi yang berkualitas, yang menghasilkan atlet atlet menjadi kebanggaan pertiwi yang mampu mengibarkan bendera merah putih di level dunia. Jagad raya ini belum mengetahui Indonesia punya talenta dalam sepak bola, karena buktinya persada belum pernah berlaga di level dunia.
Semoga Kapolri komitmen ingin memberangus mafia bola. Semoga ini menjadi tonggak sejarah kebangkitan persepakbolaan Indonesia. Pertiwi harus menunjukan bahwa manusia nusantara juga mampu berkiprah di piala dunia. Kapan?