Aceh Itu Istimewa di Mata SBY, Giliran AHY Melanjutkan
Font: Ukuran: - +
Reporter : Bahtiar Gayo
Ketum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). [tangkapan layar Instagram]
Ketika dia mengayunkan kakinya di bumi Aceh, rasa dekat itu memang sudah merasuk ke relung dada. Dia pernah bertugas di Aceh pada tahun 2002, saat mengenakan uniform militer. Apalagi sang ayah, merupakan sosok yang mendapat catatan tinta emas bagi warga ujung barat Pulau Sumatera ini.
Ayahnya telah membangun hubungan emosional yang kuat dengan masyarakat Aceh, menjadi pendorong perdamaian. Kontribusi sang ayah yang kemudian menjadi Presiden ke-6 di Bumi Pertiwi ini, telah membuat namanya harum di hati rakyat.
Kini kehadiran anak Presiden RI ke-6 ini, di Bumi Aceh untuk kesekian kalinya, telah menciptakan nuansa baru. Ada harapan yang disematkan pada AHY, lelaki yang sudah menanggalkan uniform militer dan terjun ke dunia politik ini.
Kehadiran di bumi Serambi Mekkah dalam nuansa Ramadhan 1443 H ini, bukan hanya untuk melihat dari dekat bagaimana perkembangan Partai Demokrat di negeri Iskandar Muda ini, namun AHY melakukan kunjungan ke Pesantren Ruhul Fatayat, Seulimum, Aceh Besar. Dijadwalkan AHY dua hari berada di Aceh.
Kehadirannya bukan hanya menjadi penambah semangat bagi Partai Demokrat untuk bisa memainkan peran penting dalam menjaga perdamaian di Aceh. Namun ikatan emosional yang sudah dibangun Demokrat di Aceh merupakan kontribusi besar yang sudah diukir dihati rakyat.
Seperti yang dikatakan Kautsar, aktivis 98 ini, dia berkeyakinan hadirnya AHY (H. Agus Harimurti Yudhoyono) bukan hanya menambah semangat Demokrat dalam menjaga perdamaian Aceh, namun akan menjadi momentum perubahan.
"Kedatangan AHY menjadi momentum serta perhatian serius partai Demokrat di daerah untuk menjaring segala masukan atau informasi kebutuhan masyarakat Aceh," ujar Kautsar.
Siapa sebenarnya AHY, apa harapan yang akan disematkan dipundaknya dalam membawa perubahan. Dialeksis.com, sekilas mengurainya.
Ibarat buah, dia tidak akan jauh jatuh dari pohonnya. Dia akan mengikuti jejak sang ayah. Dimana sang ayah menapaki karir militer hingga pensiun dengan pangkat jenderal. Kemudian berkarir di politik sampai menjabat sebagai presiden di bumi pertiwi selama dua priode.
Bedanya, walau menjadi lulusan terbaik di akademi militer tahun 2000 dan sudah menyandang pangkat mayor, AHY justru menanggalkan uniform militer, dia lebih memilih untuk terjun ke dunia politik.
Dia melanjutkan perjuangan sang ayah dalam mengembangkan dan membesarkan Partai Demokrat, partai yang sudah dibesarkan sang ayah. AHY kini menakhodai partai bintang berwarna biru ini. Secara aklamasi dia dipilih menjadi ketua umum partai Demokrat priode 2020-2025, dalam kongres ke V.
Putra sulung SBY ini, pernah bertugas di Aceh dalam operasi keamanan. Dia lahir di Bandung, Jawa Barat, 10 Agustus 1978. AHY merupakan Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI) dan founder AHY Foundation.
Sudah berkarir di militer selama 16 tahun. Pangkat lulusan terbaik Akmil 2000 ini mayor dan sudah mendapatkan penghargaan Presiden RI berupa bintang adi makayasa. Jejak karirnya di militer pernah mengemban tugas operasi pemulihan keamanan di Aceh tahun 2002. Operasi perdamaian PBB di Libanon tahun 2006. AHY juga salah satu pendiri Universitas Pertahanan Indonesia.
Sebelum meniti karir di dunia politik, AHY pernah menjabat sebagai Komandan Batalyon Infanteri Mekanis 203/Arya Kamuning, dibawah Brigif 1/PIK, Kodam Jaya. Tahun 2013 AHY ditugaskan menjadi Dosen Pasca Sarjana, dalam program Manajemen Pertahanan, Universitas Pertahanan Indonesia.
Walau sudah mendapatkan pangkat mayor di bahu, namun AHY lebih mengikuti suara hatinya. Dia menanggalkan seragam kebesaran uniform tentara dan memilih terjun ke dunia politik. Dia pernah maju sebagai kandidat Gubernur DKI pada 2016, diusung Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Anak dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Kristiani Herrawati, merupakan lulusan Universitas Harvard bidang Administrasi Publik Amerika Serikat, dia juga alumnus di David J. Brewer School, Leavenworth, Kansas.
Dia meraih tiga gelar master, yakni Master of Science in Strategic Studies di Nanyang Technological University, Singapura pada tahun 2006.
Juga meraih Master in Public Administration dari Harvard University, Amerika Serikat pada tahun 2010, serta Master of Arts in Leadership and Management dari Webster University Amerika Serikat, meraih predikat Summa Cum Laude pada tahun 2015 dengan IPK 4.0.
AHY juga aktif dalam kegiatan sosial dan pendidikan. Dengan bendera AHY Foundation dan TYI, ketua umum Demokrat ini berkeliling nusantara. Membantu para korban bencana alam, kegiatan donor darah dan penghijauan.
Dia juga aktif menjadi pembicara di forum-forum nasional dan internasional, serta menuangkan pemikirannya dalam tulisan, yang dipublikasikan di berbagai media di tanah air dan mancanegara. AHY mempersunting Annisa Larasati Pohan tahun 2005, dan dikaruniai seorang putri bernama Almira Tunggadewi Yudhoyono.
Apakah karir AHY dalam mengayuh bahtera di Demokrat, dapat mengikuti jejak sang ayah, sampai menjadi pemimpin nomor satu di Bumi Pertiwi, waktulah yang akan menjawabnya. Kini dia dalam nuansa Ramadhan menyambangi Aceh, tempat ayahnya mengukir sejarah dan mendapatkan simpati masyarakat.
Ada harapan yang disematkan di pundaknya, khususnya bagi mereka yang menaruh hormat kepada sang ayah. Ada harapan dan doa, semoga AHY mampu mengikuti jejak sang ayah. Menjadikan Aceh sebagai tempat yang istimewa. **(Bahtiar Gayo)