Sektor Pariwisata Banda Aceh Masih Terpuruk, Ekonomi Lesu
Font: Ukuran: - +
Reporter : Ratnalia
Zulfikar Mirza, Peneliti Analisa Demokrasi Indonesia (ADI). Foto: Dialeksis.com
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sektor pariwisata di Kota Banda Aceh masih belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan signifikan pasca pandemi COVID-19.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, jumlah kunjungan wisatawan ke Banda Aceh pada triwulan pertama tahun 2024 hanya mencapai 25.000 orang, turun 40% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sedangkan untuk keseluruhan di Provinsi Aceh, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Maret 2024 sebanyak 1.473 orang. Angka ini mengalami penurunan sebesar 66,93 persen dibandingkan Februari 2024.
Jika di tingkat provinsi mengalami penurunan maka kabupaten/kota termasuk Banda Aceh alami penurunan juga. Hal ini dipicu karena kunjungan wisatawan ke Kota Banda Aceh lebih banyak dibandingkan daerah kabupaten/kota lainnya.
"Angka ini sungguh mengkhawatirkan mengingat pariwisata merupakan salah satu sektor andalan Banda Aceh," ujar Zulfikar Mirza, Peneliti Analisa Demokrasi Indonesia (ADI) kepada Dialeksis.com (05/05/2024).
Mirza menilai Dinas Pariwisata Banda Aceh tampaknya masih gagal dalam merumuskan strategi efektif untuk memikat wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Jika kondisi seperti ini wajib diganti kadisnya.
“Kondisi itu menunjukan ketidakmampuan Kadis Pariwisata Banda Aceh dalam melakukan inovasi dan kreatif mendatangkan wisatawan nasional maupun internasional. Orang nomor satu di lingkungan Dispar Aceh itu tampaknya lemah secara konsep dan dalam berjejaring antar stakeholder,” tambahnya.
Mirza mengatakan, rendahnya kunjungan wisatawan berdampak signifikan pada perekonomian Banda Aceh. Banyak pelaku usaha pariwisata seperti hotel, restoran, dan pusat oleh-oleh terus merugi akibat sepinya pengunjung.
"Jika kondisi ini terus berlanjut, dikhawatirkan akan terjadi pemutusan hubungan kerja massal di sektor ini," ungkap Mirza.
Mirza menyampaikan pemulihan pariwisata Banda Aceh harus menjadi prioritas utama agar roda perekonomian dapat berputar kembali. [ra]