kip lhok
Beranda / Ekonomi / Perkuat Posisi Pasar Udang, KKP Gandeng Amerika Serikat

Perkuat Posisi Pasar Udang, KKP Gandeng Amerika Serikat

Rabu, 10 Juli 2024 20:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Kepala BPPMHKP, Ishartini menyampaikan KKP bekerja sama dengan AS untuk meningkatkan akses pasar udang Indonesia. [Foto: dok. KKP]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membentuk kerja sama untuk mempertahankan posisi market share sekaligus meningkatkan akses pasar udang Indonesia di AS.

Kerja sama tersebut dalam bentuk pengakuan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil kelautan dan perikanan dengan Amerika Serikat dalam kerangka Regulatory Partnership Agreement atau RPA.

Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (BPPMHKP), Ishartini mengatakan salah satu komponen kegiatan kerja sama yang dibahas dalam rangka implementasi RPA adalah peningkatan kapasitas terkait whole genome secuence (WGS). 

"Surveilan food borne disease saat ini mulai beralih dengan menggunakan platform WGS dalam pengujian laboratorium," kata Ishartini di Jakarta.

Selain Indonesia, platform WGS dalam pengujian laboratorium juga telah ditawarkan AS ke India dan Ekuador, yang juga eksportir udang terbesar ke AS. Kedua negara tersebut telah menyatakan mengikuti skema WGS untuk memudahkan ekspor udang ke pasar AS.

"Jika kita tidak mengikuti skema atau pola kerjasama ini, maka udang Indonesia akan terkena border measures yang ketat pada saat masuk ke AS, tentu ini bisa merugikan kita," ujar Ishartini.

Dalam kesempatan ini, Ishartini memastikan jajarannya telah merancang suatu formula kerjasama teknis dengan University of Maryland dan the United States Food and Drug Administration (US FDA). Kerja sama tersebut meliputi surveillan food borne disease pada kawasan budidaya udang berbasis platform Whole Genome Sequence(WGS).

Dia berharap terjadi transfer teknologi dan transfer knowledge dari para ahli di University of Maryland dan FDA. 

"Dengan kerjasama ini, Indonesia menjadi anggota jejaring lab penguji WGS Food Borne Disease dunia yang berbasis di AS," tutupnya. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda