Pelaku Usaha Lokal Raup Untung Besar dari Kopi Gayo Selama PON XXI
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Muhammad Iqbal, Owner Aqilla Kopi Roasteri bersama Pelatih Soft Tenis Kalimantan Timur, Asnan dan Offisial Tenis Kalimantan Timur, Nazar. [Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI yang digelar di Aceh dan Sumatera Utara tidak hanya memacu adrenalin para atlet, tetapi juga memberikan peluang besar bagi para pelaku usaha lokal.
Salah satu produk unggulan yang menjadi favorit para atlet dan official adalah kopi Aceh, khususnya Arabica Gayo, yang kerap dipilih sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke daerah masing-masing.
Muhammad Iqbal, Owner Aqilla Kopi Roasteri, mengungkapkan bahwa penyelenggaraan PON kali ini telah memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan penjualan kopi.
“Alhamdulillah, dengan adanya PON ini, penjualan bubuk kopi khususnya untuk oleh-oleh meningkat. Banyak tamu dari luar Aceh yang membeli kopi kami sebagai buah tangan. Peningkatannya mencapai 40-50 persen dibandingkan dengan sebelum PON,” jelasnya kepada Dialeksis.com, Rabu malam, 18 September 2024.
Aqilla Kopi Roasteri yang fokus memasarkan kopi Arabica Gayo, mengalami lonjakan permintaan yang luar biasa, terutama pada jenis Arabica Specialty, Arabica Blueberry, dan Arabica Fermentasi.
Iqbal menambahkan, selama event PON, hari-hari tertentu, seperti tanggal 10 hingga 15, menjadi puncak penjualan karena banyaknya kunjungan tamu yang ingin membeli kopi untuk oleh-oleh.
"Kami mencatat ada ratusan pengunjung dalam satu hari di masa-masa tersebut," ujarnya.
Kopi Gayo memang telah lama dikenal sebagai salah satu kopi terbaik di dunia dengan cita rasa khas dan keunikan aroma.
Tidak heran jika para tamu yang datang ke Aceh, baik atlet maupun official, tertarik untuk menjadikan kopi ini sebagai buah tangan istimewa.
Salah satu official tim soft tenis dari Kalimantan Timur, Nazar, mengakui bahwa kopi Aceh memiliki daya tarik tersendiri.
"Saya dan beberapa teman sudah membeli beberapa kilogram kopi Gayo untuk dibawa pulang. Kopi ini rasanya beda dari yang biasa kami minum di daerah kami,” ujarnya.
Senada dengan Nazar, pelatih tim soft tenis Kalimantan Timur, Asnan, juga menyatakan kekagumannya terhadap cita rasa kopi Aceh.
Ia mengungkapkan bahwa pengalaman minum kopi di warung kopi Aceh adalah salah satu kenangan yang akan selalu diingat dari PON ini.
"Saya suka sekali dengan kopi di sini. Setelah sesi latihan, kami sering mampir ke warung kopi untuk bersantai. Kopi Aceh memang luar biasa,” katanya.
Selain warung kopi, banyak kios-kios oleh-oleh di sekitar venue pertandingan juga mengalami lonjakan penjualan kopi dalam kemasan.
Ini menjadi bukti bahwa kopi Gayo Aceh tidak hanya diminati oleh masyarakat lokal, tetapi juga mulai menembus pasar nasional berkat ajang PON.
Muhammad Iqbal berharap tren ini dapat terus berlanjut bahkan setelah PON berakhir.
“Semoga setelah PON ini, kopi Gayo bisa semakin dikenal di seluruh Indonesia, bahkan dunia. Ini kesempatan besar bagi kami para pelaku usaha kopi di Aceh untuk terus berkembang,” pungkasnya. [nh]