Masuk Tahun Ajaran Baru, Toko Seragam di Lhokseumawe Diburu Emak-emak
Font: Ukuran: - +
Reporter : Rizkita Gita
Warga membeli perlengkapan sekolah jelang masuk tahun ajaran baru di pusat perbelanjaan Los, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe. Foto: Rizkita/Dialeksis
DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - Sejak sepekan terakhir masyarakat mulai membeli perlengkapan sekolah jelang masuk tahun ajaran baru di pusat perbelanjaan Los, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe.
Tahun ajaran baru merupakan waktu dimulainya kembali kegiatan pendidikan disekolah, sesuai dengan kalender pendidikan Provinsi Aceh, tahun ajaran baru 2024 - 2025 akan dimulai pada 15 Juli 2024 mendatang.
Seorang pembeli, Deka Novita menyebutkan, perlengkapan seragam yang dibeli seperti alat tulis, buku tulis, sepatu, tas bahkan seragam sekolah. Dirinya memilih berbelanja di pasar ini karena harga barang bisa ditawar agar lebih murah, selain lokasi juga mudah dijangkau dari rumahnya.
“Sekolah masih ada enak hari lagi, jadi hari ini saya beli seragam sekolah besok saya beli alat tulis, buku. Saya beli seragam merah putih, baju pramuka kalau baju batik dan baju olahraga saya beli sekolah karena di jual di sekolah,” sebut Deka kepada Dialeksis.com Senin (8/7/2024).
Untuk harga seragam sekolah ataupun alas tulis bervariasi tergantung jenis bahan dan ukuran baju. Ramainya pengunjung yang ingin membeli seragam sekolah menjelang tahun ajaran baru, membuat omzet para pedagang pun meningkat hingga dua kali lipat, jika hari biasanya omzet akibat sepi pelanggan.
Seorang Pedagang Seragam Sekolah, Fandi, menyebutkan kondisi ini hanya terjadisaat hari musiman seperti masuknya ajaran baru bagi anak sekolah, tapi jikahari biasa terbilang sepi, kondisi ini faktor penjualan online, sehingga berdampak menurunnya pendapatan bagi penjual baju di Kota Lhokseumawe.
“Kalau hari biasa di tokonya sepi pembeli tapi untuk hari musiman lumayan ramai. Faktornya baju banyak juga di jual di sekolah - sekolah paling pembelihanya membeli baju merah putih sama pramuka lainya di jual di sekolah,” kata Fandi.
Sementara itu menurut pedagang sepatu dan tas sekolah, Fitria menjelaskan omzet pedagang berkisar antara Rp1 juta hingga Rp1,5 juta rupiah per hari, namun sejak sepekan terakhir omzet mereka meningkat menjadi Rp3 juta rupiah.
Dalam sehari mereka mampu menjual hingga puluhan pasang seragam, kondisi seperti ini diperkirakan akan terjadi hingga satu hari menjelang masuk sekolah.
“Kalau masuk ajaran baru ya ada aja pelanggan. Barang di toko kita stok tergantung hari musiman juga, contohnya kalau jelang lebaran saya jual baju lebaran kalau sekolah saya juga seragam sekolah, kalau tidak seperti ini akan mati penjualan saya belum lagi harus bayar sewa toko yang mahal,” pungkasnya.