DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) menjadi bioethanol melalui kerja sama lintas sektor, termasuk dengan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), PT Rekayasa Industri, dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, inisiatif ini merupakan bagian dari upaya mempercepat transisi menuju energi berkelanjutan.
“Kolaborasi antara pemerintah dan industri sangat penting dalam menghadirkan teknologi yang ramah lingkungan,” ujar Agus, dalam pernyataan resmi yang diterima pada Kamis (18/9/2025).
Teknologi pengolahan limbah sawit ini dikembangkan oleh Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro (BBSPJIA) melalui fasilitas Pilot Plant Fraksionasi TKKS. Limbah TKKS diolah menjadi bioethanol, glukosa, xylosa, dan lignin.
Kepala BBSPJIA Yuni Herlina Harahap menyebut proyek ini sebagai langkah awal menuju pengembangan bioenergi berkelanjutan berbasis kelapa sawit.
“Kami ingin membuka peluang kerja sama riset lebih lanjut untuk mendukung industri hijau,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Presiden Direktur TMMIN Bob Azam menambahkan, bioethanol dari limbah sawit merupakan bagian dari ekonomi sirkular yang mengurangi dampak lingkungan sekaligus meningkatkan nilai tambah industri kelapa sawit.
“Kami mendukung penuh inisiatif ini sebagai bagian dari komitmen menuju ekonomi hijau,” katanya. [red]